Banyak sekali yang bicara tentang pentingnya peran pemuda untuk bangsa, bahkan ada kutipan yang mengatakan jika kita ingin melihat nasib suatu bangsa 30 tahun kedepan maka bisa kita lihat dari pemudanya, karena pemuda inilah yang akan meneruskan tongkat estafet perjuangan suatu bangsa, jika pemudanya kritis dalam berpikir, kreatif dalam berkarya dan bermoral dalam berbuat maka bukan tidak mungkin bangsa ini kedepan akan jadi macan dalam segala bidang, sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk menyongsong indonesia emas, mulai dari perubahan kurikulum yang menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, penghapusan UN yang benar benar merombak pendidikan di indonesia karena dari awal saya pribadi juga tidak setuju jika UN terus diadakan serta sebagai salah satu penentu kelulusan, karena bagi saya pelajar di Indonesia itu memiliki latar belakang dan minat yang berbeda namun dituntut sama saat UN. Saya adalah pelajar SMA yang dipaksa dewasa sejak kecil, karena saya lahir dari keluarga yang berkecukupan, dan kemewahan terakhir yang aku miliki adalah otak, dimana wahyu inilah yang menjadikan golonganku ( manusia ) berbeda dengan makhluk lain seperti hewan tumbuhan dan batu, jika bapak republik Tan Malaka pernah berkata bahwa idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki pemuda. Maka bagiku kemewahan terakhir yang dimiliki pemuda ialah kemampuan untuk berpikir, karena dengan berpikir inilah kita melahirkan tindakan, tindakan menghasilkan kebiasaan, kebiasaan menciptakan karakter dan karakter inilah yang akan membentuk nasib. Maka berpikir adalah salah satu kemewahan yang harus ada dalam diri pemuda indonesia, berpikir dari hal yang kecil aja dulu, mengapa saya hidup ? banyak diantara kita lupa untuk apa dirinya hidup dan kebanyakan tidak memikirkan ini yang akhirnya menjadikan hidupnya mengalir aja ikut alur sama kondisi, lapar ya lapar aja ehh tau tau mati kan lucu, nah disini harus ada usaha karena hanya ikan yang melawan arus yang dapat hidup dan hanya layang layang yang melawan angin yang dapat terbang tinggi.
Lantas apa yang harus ada dan dilakukan pemuda Indonesia untuk bangsa ini kedepan, apalagi kita akan menghadapi bonus demografi dimana persaingan kerja semakin ketat, usia produktif mencapai 60% lebih jika kita tidak mampu memanfaatkan ini maka akan jadi pisau yang membunuh secara perlahan seperti banyaknya pengangguran yang pasti akan berdampak pada kehidupan sosial seperti tingginya angka kriminalitas dan penyimpangan sosial lain. Inilah perubahan dan kita harus beradaptasi dengan kemajuannya, kemampuan adaptasi dan bertahan didalam kehidupan yang serba maju ini tentunya harus diimbangi dengan cara pikir yang rasional dan visioner, melek literasi, melek globalisasi dan tidak cacat teknologi. Selama ini saya merasa dididik menjadi karyawan karena tujuan kebanyakan sekolah kejuruan adalah menciptkan tenaga kerja yang terampil dan siap kerja bukan menciptakan generasi penerus bangsa yang beriman, berilmu dan berakhlak mulia dalam sosial maupun ritual. Inilah yang menjadikan kebanyakan teman saya mengkhawatirkan hal yang sepele seperti putus cinta, cemburu, gengsi dan lain lain. Padahal pemuda di luar sana sedang sibuk mengkhawatirkan robot mereka yang gagal produksi, bagaimana cara terbang keluar angkasa dan sistem pemerintahan negara mereka yang kacau sedangkan kita sebagai pemuda Indonesia sebagai calon pemimpin masih sibuk membahas cinta, asmara dan hal hal remeh lainnya disaat muda. Masih banyak siswa yang berpikir bahwa angka dalam raport adalah segalanya, ijazah adalah penentu masa depan hidupnya, rangking adalah hal yang berpengaruh dalam nasibnya, memang penting beberapa hal yang saya sebutkan tadi . Tapi itu semua hanya mengantarkanmu sampai meja pendaftaran dan tidak berfungsi saat kita benar benar terjun di dalam arus kehidupan yang ugal ugalan ini, ada ratusan tantangan yang hadir dan tantangan itu tidak memerlukan sodoran hasil ulangan rusuhmu,rangking hasil eksistensi wajahmu dimata guru, tantangan hadir untuk dihadapi untuk mengubahmu agar jadi lebih baik karena yang pertama kali menerima dan bertanggung jawab atas tantangan yang hadir adalah dirimu sendiri. Karena pisau yang tajam pernah dipukul dan dibakar berkali kali sebelum ia tampil cantik dan bermanfaat ditangan koki bukan ditangan pelaku kriminalisasi.
Hal besar yang sering dilupakan pemuda indonesia ialah menghargai budaya, sebenarnya Indonesia adalah bangsa yang tidak kekurangan budaya dan sejarah, dari zaman kerajaan hingga zaman pemerintahan bangsa ini kental dengan berbagai budaya, mbah sudjiwo tedjo pernah berkata "hanya omong kosong jika pembangunan di Indonesia dilakukan tanpa menghargai budaya", Industri kreatif butuh konsumen yang menghargai budaya kreatif, jika masih ada pembajakan film,lagu,serta karya seni lainnya maka penanaman budaya kreatif di Indonesia bisa dikatakan gagal, banyak pelaku seni yang sangat optimis untuk masuk industri kreatif namun melupakan dua unsur penting dibawahnya yaitu ekonomi kreatif dan budaya kreatif, seorang pengamen bisa saja masuk industri kreatif tanpa menjalanakan dua unsur penting dibawahnya, namun hal ini akan terlhat begitu memaksa karena uang akan jadi alat untuk mengorbitkan karya seninya, berbeda dengan para pengamen yang menghargai budaya kreatif mereka akan cenderung memaksimalkan pentasnya dengan membuat list lagu dan berani tampill beda dengan pengamen lainnya, hal inilah yang juga akan mendongkrak ekonomi kreatif bagi pengamen yang menghargai budaya kreatif, namun masih banyak kita temui pengamen yang asal asalan saja saat membawakan lagu, setelah mendapatkan uang mereka lantas pergi dan tidak menyelesaikan lagu hingga tuntas, tentu berbeda juga hasil yang diperoleh antara pengamen yang menghargai budaya kretaif dengan yang mengabaikan unsur penting ini. Bahkan di Amerika pengamen sangat ditunggu tunggu oleh masyarakat sekitar karena seni yang mereka bawakan sangat menghibur dan mereka memanfaatkan media sosial untuk mempublikasikan karya dan jadwal pentas mereka, jika sudah menjalankan dua unsur penting yaitu budaya kreatif dan ekonomi kreatif maka dengan otomatis industri akan melirik karya seni tersebut. Dan dari sinilah kita bisa belajar betapa pentingnya menghargai budaya.
Hal yang menurut saya juga harus ada dalam diri pemuda Indonesia adalah berani berimajinasi karena bagi saya imajinasi lebih penting daripada pendidikan, bicara soal pendidikan berarti kita belajar hal yang ada saat ini dan masa lampau sedangkan pendidikan butuh kemajuan dan disinilah imajinasi dibutuhkan, setelah berimajinasi hal yang harus dilakukan untuk mencapai impian adalah menyusun rencana, karena tanpa strategi yang jelas dan terkonsep jalan yang akan kita tempuh untuk mencapai impian akan acak-acakan, selesai menyusun rencana kita butuh nyali untuk memulai langkah pertama, akan menjadi sampah dan angan angan belaka saat rencana yang sudah kita buat tanpa dibarengi dengan nyali untuk memulai, dan saat kita berani memulai disitulah nilai nilai perjuangan dan pembelajaran akan muncul karena nilai ini hanya akan kita temui saat kita berani berproses, ditengah jalan menuju impian akan banyak rintangan yang datang silih berganti maka motivasi hadir untuk menguatkan hal ini, setiap pemuda punya cara masing dalam membangkitkan motivasi kalau saya pribadi selalu melihat kedepan bahwa ada dua orang tua yang menunggu kesuksesan dan melihat kebelakang bahwa saya pernah gagal dan jangan sampai saya mengulanginya kembali, hal inilah yang membuat saya bisa bangkit dari keterpurukan dan masalah, hal penting yang juga harus ada ialah komitmen, memang menumbuhkan dan menjaga komitmen bukan hal yang mudah butuh pendewasaan serta konsistensi dalam berproses. Terakhir dan yang selama ini saya harapkan ada di hati para pemuda Indonesia adalah, yang berhak pertama kali bertanggung jawab atas diri kita adalah diri kita sendiri, jangan terlalu cepat mencari musuh karena musuh terbesar adalah diri kita sendiri my enemy is me, jangan terlalu optimis sehingga tidak realistis dan jangan terlalu pesimis nanti malah jadi apatis mari hadirkan rasa oportunis untuk hal hal yang positif bukan negatif, jangan terlalu mencinta nanti buta dengan hal buruknya jangan terlalu membenci nanti tak ada sisi positif yang bisa kita pelajari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H