Mohon tunggu...
Mawar Andini
Mawar Andini Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hary Tanoe, Anies, Kartu Indonesia Pintar, dan Ahokers yang Gak Pintar-pintar

7 April 2017   05:45 Diperbarui: 7 April 2017   15:30 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Okezone.com

Saya kadang tertawa melihat kelakuan para pendukung Ahok. Entah mereka malas mencari fakta, atau memang sudah kebiasaanya menyebarkan fitnah. Isu basi dan sudah diklarfikasi, masih saja dijadikan sarapan pagi. Gagal goreng isu Jakarta Syariah, pindah ke Isu lain fitnah serapah Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Berdebat dengan menuduh Anies dipecat dari Kemendigbud karena faktor kinerja buruk, tapi ketika ditanya balik, perbandingannya dengan Menteri siapa? Terus, Menteri Puan Maharani itu kerjannya apa? Mereka mingkem tanpa aksara. Aneh bukan?

Mereka selalu berteriak Anies dipecat gara-gara KIP. Melancarkan fitnah bahwa distribusi KIP bersekongkol dengan Hary Tanoe. Dituduhlah bahwa Anies jatuh dalam kubangan syetan.

Hei, Brader…!!

Hary Tanoe itu pengusaha kaya raya. Fotonya sebentar lagi dipampang di majalah Forbes. Proyek ecek-ecek kartu-kartuan begitu gak ngaruh buat Hary Tanoe. Dan saya berani jamin, keuntungan hasil dari proyek kartu-kartuan itu gak bakalan sampe  melebihi 3 % dari harta Hary Tanoe.

Coba, sehabis bangun tidur itu, dibiasakan minum susu, gitu lho. Biar otaknya agak cerdasan dikit. Luas wilayah Jakarta Pusat itu 48,13 km², Hary Tanoe punya proyek seluas 3000 Hektar lebih di Lido, Bogor, atau sekitar 30 km2. Artinya, proyek Hary Tanoe di Lido saja, hanya tinggal sekitar 18 Kilo meter persegi lagi untuk sama dengan luas wilayah Jakarta pusat. Ingat, itu baru di Lido, belum lagi di Bali, dan bisnis-bisnis dia lainnya. Jadi, saya pertegas lagi, kalau Cuma proyek kartu-kartuan itu gak ngaruh buat Hary Tanoe.

Hary Tanoe lebih sibuk bantu masyarakat di daerah-daerah. Menularkan gagasannya membangun ekonomi yang kuat, membangun daerah, terjun ke masyarakat, mengentaskan kemiskinan, untuk memajukan Indonesia. Jadi jangan baper kalau Fitnah serapah yang kalian lancarkan itu gak ditanggepin sama Hary Tanoe, ya…..!?.

Selanjutnya, terkait KIP. Pendukung Ahok ini sebenarnya mau nyerang Anies atau gimana? Salah kalau nyerang Anies tapi yang dihantam program KIP-nya. Salah kalau nyerang Anies, dengan alasan dipecat gara-gara ngurus KIP tidak becus. Lebih salah lagi, pendukung Ahok malas baca dan malas mencari fakta tentang program KIP di era Anies saat menjabat sebagai Kemendigbud.

Padahal, Kemendigbud sudah merilis hasil pendistribusian KIP selama Anies menjabat. Dan itu sudah banyak juga dimuat di media-media online, termasuk Detik.com ini. Lengkap dengan sumber gambarnya. Dari target yang dipatok pemerintah 17, 9 juta siswa, Anies berhasil melebih target itu hingga 19, 1 juta siswa. Wajar sih, ya, bacanya seword.com sama gerilyapolitik.com mulu, sih. Jadi kena virus, dech.

Sumber Gambar: Detik.com
Sumber Gambar: Detik.com
Jika para pendukung Ahok selama ini menyebarkan fitnah bahwa program KIP gak becus, itu salah besar. Artinya, yang mereka lakukan selama ini bukan malah menyebarkan keburukan Anies, tapi justru prestasi Anies selama menjabat sebagai Kemendigbud lah yang mereka sebarkan.

Terakhir, soal Dipecatnya Anies dari Kemendigbud. Bagi saya, ini bukan persoalan kinerja Anies. Tapi pure, karena persoalan jatah-menjatah dengan bergabungnya PAN dan Golkar ke kubu pemerintah. Dan satu lagi, ini sudah menjadi rahasia umum. Jika Kementrian Agama adalah jatah NU, maka Kemendigbud merupakan jatah Muhammadiyah. Maka wajar bila Jokowi memberi kepercayaan kepada Muhajir Effendy selaku petinggi Muhammadiyah menjadi Kemendigbud, mengingat Muhammadiyah sebelumnya belum mendapatkan jatah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun