Mohon tunggu...
Kak Ian
Kak Ian Mohon Tunggu... -

Paling benci dengan pembully dan juga benci dengan orang-orang yang dengki sama orang yang sukses. Karena mereka adalah penjahat yang nyata!

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kisah Si Tabib Berwajah Buruk dan Jambu Biji

4 Oktober 2017   02:48 Diperbarui: 4 Oktober 2017   02:56 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di siang yang begitu terik tampaklah seorang lelaki berjalan penuh kelelahan. Ia adalah seorang tabib dari Kerajaan Dos. Ia bernama Rikat.

Rikat melakukan perjalanan panjang itu atas titah Paduka Raja Khusi untuk ditugasi mendatangi Kerajaan Hulcul. Dikarenakan kerajaan di sana, rakyatnya sedang terkena wabah penyakit yang mematikan. Akhirnya ia pun menyanggupi titah Paduka Raja itu

Dan Rikat pun memulai perjalanan menuju Kerajaan Hulcul. Tapi dalam perjalanan panjang itu ia  mengalami kelelahan. Keringatnya terus mengucur ke tubuhnya. Itu menampakkan kalau ia seperti seorang pengembara yang sudah berjalan jauh dari negeri yang satu ke negeri lainnya.

Bukan itu saja Rikat juga kelaparan. Padahal perjalananan ke Kerajaan Hulcul masih sangatlah jauh. Mungkin dua-tiga hari baru tiba di Kerajaan Hulchul.

Karena sejak dalam perjalanan Rikat tidak menemukan makanan apalagi untuk minum. Dan juga ia tidak tahu kemana harus mencari makanan maupun minuman. Akhirnya itu pun menelusuri jalan setapak demi setapak.

Lama Rikat telusuri setiap setapak  demi setapak jalan tapi tetap tidak menemukan apapun. Nihil. Tak satupun makanan yang ia temukan. Namun ia tetap berusaha untuk mencarinya. Siapa tahu ia menemukan buah untuk dimakan. Atau, makanan apapun yang dapat menahan rasa laparnya itu.

Tidak lama kemudian Rikat menemukan sesuatu untuk dimakan. Ia menemukan buah jambu biji di jalan. Ia langsung memungutnya.

Setelah itu Rikat ingin menikmatinya. Tapi sebelum menikmati buah itu ia terlebih dulu berdoa. Itu ia lakukan agar terhindar dari bahaya dengan memakan buah itu.

"Stop! Aku tidak sudi dimakan manusia buruk seperti kamu," tiba-tiba Rikat itu mendengar suara yang mengejutkan dirinya.

"Siapakah, Kau! Dimana, Kau? Tampakkan wujud aslimu..." ucap Rikat dengan sedikit ketakutan. Sebab hanya ia seorang berada di tempat ittu.

"Hei, manusia! Aku di sini! Aku buah apel yang kau pegang!" Akhirnya suara itu memberitahukan asal dan bentuknya.

Saat Rikat mengetahuinya. Ia terkejut. Ternyata buah jambu biji yang dipegangnya bisa berbicara seperti manusia. Seperti dirinya!

"Kau, bisa bi-bicara..." ucap Rikat terbata-bata.

"Iya, aku bisa bicara seperti, Kau!"

"Lalu kenapa kau mengejutkan aku?"

"Iya, aku sengaja agar tidak memakanku. Karena aku tidak sudi diriku dimakan olehmu."

Jambu biji itu menolak untuk dimakan oleh Rikat.

"Kenapa? Bukankah kodratmu memang untuk memenuhi kebutuhan manusia di muka bumi ini," ujar Rikat memberitahukan.

"Karena aku tidak suka dengan, Kau! Sekarang taruh aku kembali pada tempat kau menemukanku."

"Baiklah kalau begitu! Aku tidak akan memakanmu."

Akhirnya Rikat pun menaruh kembali jambu biji itu. Kemudian ia berlalu. Ia kembali meneruskan perjalanan menuju Kerajaan Hulcul. Walaupun perutnya masih keroncongan. Kelaparan.

Tapi saat Rikat belum jauh melangkah meninggalkan jambu biji itu. Belum beberapa derap langkah tiba-tiba terdengar bunyi decit suara teriakan.

"Jangan injak aku. Jangannnnn...." tiba-tiba datang segerombolan kerbau yang dibawa oleh sang gembala untuk pulang ke kandang. Mereka menginjak jambu biji itu.

Crattt...

Keluarlah isi jambu biji yang sangat busuk serta penuh dengan ulat.

Ternyata saat Rikat mendengar suara itu ia langsung melihat jambu biji sudah tidak berbentuk seperti semula. Keadaan jambu biji itu sudah hancur. Apalagi ia bersyukur tidak jadi memakan buah itu. Karena buah itu begitu banyak ulat di dalamnya.

Rikat pun melihat seperti itu ia langsung memindahkan jambu biji itu. Ia memunguti biji-biji itu kembali. Lalu ia menggali tanah untuk menanam biji-biji jambu biji itu. Dan berharap biji-biji itu tumbuh menjadi pohon jambu yang rimbun dan berbuah lebat.

Itulah yang dilakukan Rikat sebelum melakukan perjalanan kembali. Ia melakukan itu agar bisa menolong banyak orang yang melewati jalani itu. Tidak seperti dirinya yang sedang kelaparan dalam perjalanan menuju Kerajaan Hulcul tapi tidak menemukan makanan.

"Terima kasih ya Tuhan kau tampakkan kepadaku siapa yang lebih busuk dan buruk. Semoga biji-biji yang kutanam ini bisa berguna untuk para pengembara maupun musafir yang melewati jalan ini."

Usai itu Rikat pun melanjutkan perjalananmya kembali. Perjalan menuju Kerajaan Hulcul untuk mengobati rakyatnya yang sedang dilnda wabah penyakit yang mematikan.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun