Meskipun peran guru sangat krusial dalam dunia pendidikan, sayangnya hal ini tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan mereka. Isu tentang permasalahan kesejahteraan guru honorer terus muncul hanya dianggap "seksi" sebagi komoditas politik sesaat ketimbang tawaran  solusi yang real dan signifikan.Â
Program kenaikan gaji guru, salah satu janji politik kampanye Prabowo-Gibran mudah-mudahan mejadi angin segar bagi para guru baik yang honorer maupun ASN mengingat gaji guru (terutama guru honorer) yang seringkali tidak sebanding dengan besarnya tanggung jawab yang mereka emban.Â
Bahkan ada keluhan guru yang hanya digaji Rp. 300.000/bulan dengan tuntutan mengajar; tugas administrasi, tuntutan membangun karakter siswa, dan  kegiatan ekstrakurikuler.Â
Isu kesejahteraan guru tentu saja berpengaruh terhadap minat generasi muda untuk menjadi guru padahal saat ini Indonesia tengah membutuhkan banyak guru untuk menggantikan sekitar 70.000 guru yang pensiun, di tengah meningkatnya jumlah siswa.Â
Hal ini tentunya akan membuat beban guru yang aktif saat ini menjadi lebih berat dengan meningkatnya rasio guru dan siswa. Hal ini tentu saja membuat guru seperti layaknya robot tanpa celah untuk meningkatkan kompetensi. Kalaupun guru berkesempatan untuk meningkatkan kompetensi maka terpaksa meninggalkan kelas dan mengabaikan interaksi dengan siswanya.
Masalah pelik lainnya adalah perlindungan para guru. Banyak guru yang belum sepenuhnya memahami hak-hak mereka dalam menghadapi masalah hukum. Penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa perlindungan hukum bagi guru diterapkan dengan baik, termasuk pengakuan terhadap hak-hak mereka di tempat kerja serta perlindungan dari tindakan hukum yang tidak adil.Â
Hal ini tentu saja dapat meringankan beban guru. Perlindungan hukum bagi guru merupakan isu yang sangat penting dan kompleks. Dengan memahami hak-hak mereka, mendapatkan dukungan yang memadai dari pemerintah, serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, guru dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih baik dan tanpa rasa takut.Â
Upaya untuk meningkatkan perlindungan hukum ini tidak hanya akan menguntungkan para guru, tetapi juga akan berdampak positif pada kualitas pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, harus berkolaborasi untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan lebih adil bagi para pendidik.
Banyaknya beban ini seringkali guru mengalami Burnout. Burnout ini jika dibiarkan berlarut-larut dan tidak diatasi dengan tepat dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental para guru.Â
Tentu kita ikut berbahagia di HGN 2024 ini ketika para guru sedang berbahagia. Namun tentu saja perlu disadari bahwa dengan masalah pelik seperti ini, kita wajib menduga-duga, jangan-jangan dalam 365 hari kerja,  guru terpaksa bahagia 1 Hari saja  pada momen HGN 2024 ini, namun menderita 365 hari ke depannya. Selamat Hari Guru Nasional 2024. Guru Hebat, Indonesia Kuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H