Fenomena maraknya mahasiswa yang mengikuti program praktek magang ini memunculkan berbagai persepsi identitas di kalangan mahasiswa. Kemudian lahirlah representasi bahwa kegiatan praktek magang dijadikan sebagai ajang perlombaan untuk pemenuhan Curriculum Vitae (CV) dan sarana pemuas identitas eksistensi diri.Â
Representasi menurut Stuart Hall (2003) memiliki dua pengertian, yaitu pertama representasi mental, adalah konsep mengenai suatu hal yang ada di kepala kita atau biasa disebut dengan peta konseptual yang membentuk sesuatu yang abstrak. Sedangkan yang kedua merupakan representasi bahasa yang penting dalam membentuk makna, sebab pikiran yang ada di kepala kita harus diterjamahkan dalam bahasa.Â
Di lihat dari kacamata tersebut dapat diamati bahwa pemaknaan yang terdapat di dalam fenomena ini adalah representasi mental, sebab persepsi ini muncul dari pemikiran secara kolektif yang ada di kepala kalangan mahasiswa.
Representasi mengenai maraknya mahasiswa untuk mengikuti kegiatan magang ini memunculkan pertanyaan besar bagi kita semua. Apakah mereka benar-benar ingin melatih kemampuan yang mereka miliki atau hanya untuk pemenuhan CV dan eksistensi diri saja? Apakah hanya memprioritaskan dari segi kuantitas saja dan menyampingan kualitas yang seharusnya menjadi fokus utama dalam mengembangankan skill dalam kegiatan magang.Â
Sebab dengan adanya hal ini membentuk kontruksi sosial, yang di mana keahlian sesorang dilihat dari seberapa banyak list point di dalam CV-nya, dan memandang sebagai seseorang yang mampu multitasking dalam menjalankan banyak kegiatan magangnya sebagai pribadi yang cerdas.
     Â
Â
DAFTAR PUSTAKA
Abdulllah, Irwan. 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hall, Stuart. 2003. "The Work of Representation" Representation: Culture representation and signifying Practices. London: Sage Publication.