Mohon tunggu...
Dustin
Dustin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

profil utk tugas sekolah

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Atmosfer Perjuangan di Bawah Kekuasaan Otoritarianisme, Resensi Film Aum!

24 Maret 2024   21:01 Diperbarui: 26 Maret 2024   10:00 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penonton bisa melihat langsung bagaimana meskipun masih di bawah kekuasaan otoriter, kehidupan dan keseharian rakyat tetap berjalan. Hal ini ditunjukkan dari adegan para kru film yang bercakap-cakap dan masih bisa melontarkan lelucon, serta masyarakat sekitar yang tiba-tiba menjadi penasaran ketika melihat ada penyuntingan film berlangsung. Adegan seperti ini mengingatkan kepada kita bahwa orang-orang ini masih orang Indonesia yang sama seperti kita saat ini, tetapi hanya hidup di masa yang berbeda.

Tak bisa dipungkiri bahwa masa yang berbeda ini juga memiliki suatu hal yang mengganjal bagi masyarakatnya. Penonton beberapa kali diingatkan mengenai ketegangan dan rasa ketakutan yang ada di masyarakat. Indonesia pada masa itu dapat dikatakan stabil di permukaan, labil di kedalaman. Tindakan penculikan dan pelanggaran HAM oleh pemerintah sudah menjadi rahasia umum masyarakat masa itu. Hal inilah yang menjadi salah satu dari tindakan represi Orde Baru. 

Kebijakan pembatasan kebebasan berpendapat dan anti-kritik adalah dua hal yang sangat menonjol dari pemerintahan Orde Baru (Farchan, 2022). Hal ini berulang kali secara tersirat diungkit oleh Linda sebagai sutradara film pro-reformasi. Terlihat bahwa ia selalu menegur krunya ketika terlalu lama syuting di satu lokasi atau terlalu berisik. Dirinya juga mengetahui betapa seriusnya pelanggaran yang sedang ia dan krunya lakukan dengan memproduksi film tersebut. Sebagai penonton, kita juga bisa ikut merasakan sedikit keresahan dan ketegangan yang ada di dalam hati para kru.

Salah satu sentilan yang sangat berkesan terdapat dalam adegan kebun binatang pada bagian kedua. Linda yang paling bersemangat dalam pembuatan film ini dan ingin menyebarkan semangat reformasi dapat dikatakan sebagai seorang aktivis. Tuntutan dari pergerakan ini salah satunya ialah pembasmian Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) (Riyadi, 2003). Namun, dalam adegan ini, Linda menyogok petugas kebun binatang untuk memperbolehkan krunya terus merekam di lokasi tersebut. Adegan ini kembali mengingatkan ke penonton bahwa tidak semua tindakan korupsi atau kecurangan dilakukan pejabat atau pemegang kekuasaan saja, melainkan dari akar hingga puncak hal ini bisa terjadi di kalangan manapun.

Film Aum! sukses dalam menggambarkan suasana perjuangan reformasi dengan perspektif yang unik dibandingkan film lainnya yang mengangkat tema yang sama. Film ini sangat direkomendasikan khususnya kalangan remaja hingga dewasa muda yang tidak secara langsung merasakan suasana masyarakat di bawah kekuasaan Orde Baru. Bagi saya, melihat dari sisi penggambaran latar dan alur ceritanya, film Aum! layak diberikan skor 8/10.

Daftar Pustaka

Abid, W. (2021, Oktober 25). Film Aum!, Saat Kebebasan Berekspresi Menjadi Barang Langka. lpm progress. Diakses pada Maret 19, 2024, dari https://lpmprogress.com/post/film-aum-saat-kebebasan-berekspresi-menjadi-barang-langka

Farchan, Y. (2022). Dinamika Sistem Politik Otoritarianisme Orde Baru. Jurnal Adhikari, 1(3), hal. 152-161.

Illiam, A., & Cyntara, R. (2021, September 21). Sinopsis Aum! Jefri Nichol dan Chicco Jerikho Jadi Aktivis 98. Kompas.com. Diakses pada Maret 15, 2024, dari https://www.kompas.com/hype/read/2021/09/21/141616966/sinopsis-aum-jefri-nichol-dan-chicco-jerikho-jadi-aktivis-98

Kontributor IMDb. (n.d.). Aum! (2021). IMDb. Diakses pada Maret 15, 2024, dari https://www.imdb.com/title/tt15169898/

Kontributor Wikipedia. (2021, Juli 29). Aum! Wikipedia Bahasa Indonesia. Diakses pada Maret 15, 2024, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Aum!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun