Mohon tunggu...
Sebastian Bintan
Sebastian Bintan Mohon Tunggu... -

adalah aktivis muda yang kritis. Lahir di Tanjung Uban-Kabupaten Bintan,Kep.Riau. Saat ini sedang mengenyam Pendidikan S1 di Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta. Aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan kemahasiswaan. Aktif menulis dalam rubrik pariwisata dan di Tabloid Sinar Pelangi dan Penulis Lepas pada Forum Lingkar Pena.\r\n Saat ini Menjabat sebagai Sekretasis Jenderal Forum Melayu Rembug yang ada di Yogyakarta, sedang merintis usaha UTARA SYNDICATE yang bergerak di bidang Handycraft. Pernah menjadi aktivis di IKPMDI, IKPM Kepri Jogja, dan Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia. Temui saya juga di http://sebastian-nomor1.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Prodi Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta Gelar Seminar Citizen Journalism

20 Desember 2011   19:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:58 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta – Senada dengan semakin berkembangnya media belakangan ini, terutama media online, telah ikut berkembang pula kegiatan jurnalisme. Di jaman sekarang ini berkembang sebuah tren baru dalam dunia jurnalistik, yakni citizen journalism atau jurnalisme warga. Jurnalisme warga ini adalah kegiatan jurnalisme yang bisa dilakukan oleh siapapun, tidak terbatas pada para jurnalis saja. Hal inilah yang membuat Universsitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran Yogyakarta menggelar seminar tentang “ Peluang dan Tantangan Pengembangan Citizen Jurnalism di Media Massa”.

Seminar yang berlangsung pada hari Rabu (7/12) di ruang seminar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UPN itu menghadirkan dua orang pembicara, yaitu Setia Krisna Sumargo yang merupakan Wakil Pemimpin redaksi SKH Tribun Jogja dan DR. subhan afifi, M.Msi, dosen Ilmu Komunikasi UPN.

Citizen journalism berbeda dengan jurnalisme konvensional. Perbedaan yang paling mendasar ada pada basis latar belakangnya. Jurnalisme konvensional jelas berbasis pada latar belakang seorang jurnalis, sedangkan citizen journalism berbasis pada latar belakang yang berbeda-beda.

Menurut Setia Krisna Sumargo, salah satu media yang mempelopori berkembangnya citizen journalism adalah Oh My News dari Korea. Media ini adalah media pertama yang memuat berita dari citizen journalism pada sekitar tahun 2000. Kini, citizen journalism di media dapat berupa komentar berita, web blog, portal citizen journalism, audio citizen journalism ( melalui media radio biasanya ), Blackberry Message (BBM) atau SMS Broadcast, sosial media, dan netflig.

Menurut Setia Krisna lagi, citizen journalism kini bisa dianggap sebagai “ancaman” bagi media konvensional. Hal ini terkait masalah perbedaan cepatnya penyebaran berita melalui citizen journalism. Citizen journalism bisa menyebarkan berita lebih cepat dari media konvensional, sehingga bisa membuatnya lebih up to date.

Namun ada beberapa isu atau masalah juga menyangkut citizen journalism ini, salah satunya masalah penyajian informasi yang kadang melanggar atau tidak sesuai dengan citizen journalism. Seperti yang diutarakan oleh pembicara kedua, yakni Subhan Afifi, hal ini dikarenakan dalam citizen journalism para pelakunya kebanyakan adalah orang-orang amatir yang menulis dengan kemampuan otodidak dan hanya berdasarkan pada minat saja.

Lebih lanjut Subhan mengatakan citizen journalism berkembang tak lepas dari dampak pesatnya perkembangan media dan jurnalistik online. Dengan banyaknya sarana seperti blog ataupun portal citizen journalism, siapapun bisa dengan mudah terlibat sebagai pelaku citizen journalism, seperti slogannya, “everyone can be a journalist”.

Sebagai penutup Subhan menjelaskan tentang agenda ke depan dari citizen journalism, yakni berkaitan dengan akurasi dan kredibilitas informasi, penegakan etika, dan konsekuensi hukum yang mengancam dibalik kebebasan bermedia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun