"Jauh"
Semburat rona kemerahan menguasai mimiknya
Nelangsa jiwa murahannya
Entah apa isi kotak hitam itu
Didekati penuh bukan main
Ditarik jauh berpeluh gundah
Acak, kacau, risau
Pecah entah bagaimana meringkasnya
Rusuh, benar-benar rusuh
Menari-nari di tumbukan besi yang kapan saja memanas
Tak kuasa digenggam, apalagi dipelukan
Masih ingat betul tawanya
Si kawan menyuruh mendekat
Namun apa buat sorot mata sang rembulan tercekat
Terdiam kaku pula tumpuannya
Gemetar hebat
Yang dipandang sudah macam artis papan atas saja
Berjalan lurus bagai angin berhembus
Berkerumunan dengan para gadis
Meninggalkan patahan ranting pohon terperosok manja
Mengapa sang tuan enggan menyapa?
Atau kah mungkin sang tuan sama gundahnya?
Awas saja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H