Seringkali kita kecewa terhadap skenario ekspektasi yang kita buat sendiri. Asa yang telah dirancang dengan serapi-rapinya masih tetap saja berujung linangan air mata. Wajar saja, karena kita manusia yang tidak dapat menentukan bagaimana ujung dari persoalan hidup. Rasa kecewa tersebut akhirnya muncul karena satu hal, pengkhianatan.
Bagaimana rasanya dikhianati oleh realitas? Tentu saja menderita, kawan. Lelah rasanya bertarung dengan isi pikiran yang terus berkecamuk. Kita hidup di dunia yang penuh lika-liku dan terkadang misterius. Setiap harinya kita selalu bertemu dengan banyaknya kesibukan dan beragam manusia yang berbeda. Mendengar tawa manusia lain yang seakan-akan tak ada beban terasa semakin menyesakkan dada, yang kemudian membuat kita seolah-olah selalu ditimpa kesialan dunia.
Coba pejamkan mata sejenak beberapa detik, tahan dalam ketenangan, dan hembuskan dengan nyaman. Aku tahu rasanya pasti sesak, bukan? Entah seberapa dalam kamu memendamnya, percayalah bahwa kamu adalah orang yang kuat. Jika kamu merasa tidak berguna untuk hidup, ingatlah bahwa setiap dari kita adalah pemeran utama di teater kehidupan kita sendiri.
Dalam teater kehidupan kita, tentunya kita memiliki orang yang kita sayangi, sesuatu yang kita anggap berharga, dan banyak hal lainnya yang kita anggap penting. Begitulah dengan mereka, semuanya sama. Setiap teater memiliki peran utama, peran pendukung, atau bahkan peran figuran yang membantu meramaikan cerita. Semuanya memiliki peran di masing-masing cerita, saling melengkapi satu sama lain. Meski nantinya di teater yang berbeda kita bukanlah peran utamanya, atau bahkan menjadi pameran figuran yang hanya berlalu-lalang kemudian dilupakan, kita harus tetap menjalankan peran hingga akhir teater itu berakhir dengan sempurna. Layaknya hidup, terkadang kita tidak bisa selalu mendapatkan yang kita harapkan dan inginkan.
Gagal meraih apa yang kita inginkan bukan berarti gagal menjadi manusia, kawan. Ketika merasa gagal saat mencoba suatu hal, percayalah, bahwa akan ada satu tabungan kebaikan yang akan datang di lain hari. Bersinarlah dalam memerankan skenario teater hidup kita dengan baik. Selalu lihat ke depan, lupakan hal yang menyesakkan jiwa, masing-masing diri kita berhak bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H