Mohon tunggu...
Sean Maharani
Sean Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswi UIN Raden Mas Said Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Literasi pada Generasi Z dalam Menghadapi Perkembangan Teknologi

20 Maret 2024   19:21 Diperbarui: 20 Maret 2024   20:31 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengenalan mengenai pentingnya literasi pada generasi Z dalam menghadapi perkembangan teknologi merupakan langkah awal yang krusial untuk memahami dampak dan relevansi dari topik ini. Generasi Z, yang terdiri dari individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh dalam era digital yang penuh dengan berbagai inovasi teknologi.

Dalam konteks ini, literasi tidak lagi hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga meliputi kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dengan bijak dalam lingkungan teknologi yang terus berkembang pesat. Dengan demikian, pemahaman akan literasi digital menjadi penting untuk membekali generasi Z agar mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi secara optimal.

Melalui esai ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai peran literasi dalam membentuk kemampuan generasi Z dalam menghadapi tantangan teknologi modern, serta bagaimana literasi dapat menjadi kunci dalam memastikan bahwa generasi ini mampu bersaing dan berkembang di era digital yang terus berubah dengan cepat.

Berdasarkan hasil tes PISA (The programme for International Student Assessment) yang dirilis oleh OECD (Organization for Economic Cooperation) tahun 2016 mengungkapkan bahwa kemampuan sains anak-anak Indonesia berada di bawah negara Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Selanjutnya, data persentase dari UNESCO menyatakan bahwa minat baca anak-anak di Indonesia berada pada angka 0,01 persen, yang berarti dari 10,000 anak hanya 1 anak saja yang gemar membaca. Selain itu, berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019. Indonesia menempati rangking ke 62 dari 70 negara. Melihat dari data tersebut menunjukkan bahwa literasi Indonesia sangat rendah dan menjadi tamparan bagi diri sendiri serta seluruh masyarakat indonesia saat ini terutama bagi kaum muda. Sehingga dari fakta tersebut menunjukkan faktor penyebab kurangnya tingkat literasi adalah dari generasi muda. kaum remaja cenderung memilih segala sesuatu yang instan dan singkat.

Ditinjau dari aspek partisipasi, Meyers, Ingrid & Ruth (2013) mengenai kompetensi literasi digital yang menyatakan, bahwa literasi digital adalah cara seseorang untuk mampu berpartisipasi secara efektif dalam lingkungan yang serba digital. Pengaruh bagi peningkatan budaya literasi di Indonesia, juga dapat dilakukan dengan cara lebih mudah dan cepat. Peningkatan budaya literasi seharusnya berdampak positif terhadap kemampuan seluruh masyarakat Indonesia khususnya para remaja dalam berpikir rasional dan kritis terhadap kehidupan sehari-hari, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi.  

Kemampuan literasi digital berdampak pada setiap sektor. Melalui literasi digital, kita dapat menghadirkan ide-ide baru, berinovasi dalam segala hal, dan memperbarui dalam berbagai aspek sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan meningkatkan keterampilan digital, Indonesia akan menghasilkan generasi yang lebih cerdas dan berkualitas. Dengan meningkatkan pemanfaatan TIK diharapkan mampu menciptakan suatu budaya literasi yang berpengaruh dalam pembentukan generasi emas dan berkualitas.

Cara termudah untuk meningkatkan kemampuan literasi digital adalah dengan mengembangkan pemikiran kritis. Berpikir kritis ini dimungkinkan dengan mempertanyakan, menganalisis, dan mengevaluasi secara objektif dari informasi yang diterima di Internet dan media lainnya. Hal berikutnya yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan literasi digital adalah dengan menguasai finding information. finding information berarti mampu mengkategorikan dan mengevaluasi dengan benar informasi yang diterima atau disebarkan melalui platform digital. Mencari informasi memerlukan kemampuan yaitu seperti menguasai ilmu komunikasi, kesadaran sosial, dan pengetahuan menciptakan informasi dalam lingkungan digital. Selain itu yang dapat digunakan untuk menarik minat generasi muda yang sesuai dengan zaman dan karakteristik generasi tersebut, yakni melalui promosi sosial media dan pemanfaatan teknologi internet. Salah satunya pemanfaatan konten short video dalam platform sosial media tik tok, instagram, dan youtube yang dijadikan sebagai media spread awareness pada masyarakat dan generasi muda terkait urgensi dari budaya literasi. 

Bisa disimpulkan bahwa literasi remaja menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan. Tingkat dan kemampuan literasi digital menjadi faktor maju atau tidaknya suatu negara, berdasarkan tingkat dari intelegensi rakyatnya. Serta pentingnya kreativitas, inovasi dan kemampuan komunikasi menjadi modal terpenting bagi generasi muda untuk mampu menjawab segala tantangan masa depan. Oleh karena itu, literasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan cara berpikir remaja maupun masyarakat lainya, sehingga membantu mereka memperoleh berbagai keterampilan dalam kecerdasan dan berpikir, serta menjadi bagian dari bonus perkembangan yang akan diterima Indonesia dalam lima hingga 10 tahun ke depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun