Mohon tunggu...
Sean Christian
Sean Christian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar SMA Kolese Kanisius

Tanaman tanaman apa yang mengancam? Temba kau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanggapan kepada Sosok Pemimpin yang Humoris

15 Mei 2023   11:30 Diperbarui: 15 Mei 2023   11:34 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis: Sean Christian D X7/28

Tanggapan saya dari cerita tersebut adalah dalam menyampaikan isi pidato yang diberikan tentunya itu akan membuat mudah dipahami dan diingat. Semenjak beliau menjabat, dapat dilihat banyak sekali perubahan dari masa orde lama ke orde baru. Tentu ini akan membuat menguntungkan bagi kita semua sebagai masyarakatnya. Dan juga humor dapat mengurangi ketegangan yang ada. Artikel ini membahas tentang berbagai impian masyarakat dalam memiliki suatu pemimpin yang humoris yaitu Gus Dur. 

Hal ini didasarkan pada pengalaman penulis saat menghadiri sebuah pertemuan yang diikutinya dengan pemimpin yang bersifat humoris sekaligus menyenangkan. Anekdot sendiri memiliki arti yaitu suatu cerita pendek yang menarik, biasanya berisi pengalaman pribadi atau kejadian yang lucu atau menarik, dan memiliki suatu kesan tertentu yang membekas dalam diri setiap pribadi. Contoh anekdot yang diberikan dalam artikel adalah saat penulis menghadiri pertemuan dengan seorang pemimpin yang humoris dan ramah (Gus Dur). 

Pemimpin tersebut mengatakan bahwa dia ingin membeli sebuah mobil Ferrari, tetapi istri dan anak-anaknya mengatakan ketidaksetujuan terhadap hal tersebut. Dan mengingatkannya untuk lebih mempertimbangkan kebutuhan keluarga sehari-hari. 

Gus Dur kemudian menimpali dengan mengatakan bahwa ia hanya membeli mobil Ferrari hanya dalam mimpi. Anekdot yang disampaikan menunjukkan bagaimana pemimpin tersebut mampu membuat suasana menjadi lebih santai, menyenangkan, dan mengurangi tekanan. Fungsi dominan dalam teks anekdot adalah untuk memperlihatkan bahwa masyarakat merindukan pemimpin yang humoris dan ramah. Dengan adanya anekdot ini, penulis ingin menunjukkan bahwa pemimpin yang humoris dapat memengaruhi suasana menjadi lebih positif dan membuat orang-orang merasa lebih nyaman. Selain itu, juga terciptanya lingkungan kerja yang produktif. 

Anekdot ini dapat dihubungkan dengan peristiwa sekitar yang menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap para pemimpin yang bersikap terlalu serius dalam memimpin. Sekaligus terlihat kaku dalam tindak tanduknya menyampaikan gagasan mereka. Terkadang, kehadiran seorang pemimpin yang humoris dan menyenangkan dapat membantu memperbaiki hubungan antara pemimpin dan rakyatnya. Mulai dari membuat suasana pembicaraan menjadi santai dan banyak orang tertawa. 

Kesimpulan akhir dari artikel ini adalah bahwa sesosok pemimpin sebaiknya tidak hanya fokus pada tugas dan tanggung jawab mereka sebagai seorang pemimpin, tetapi mereka juga harus mempertimbangkan bagaimana mereka dapat membuat rakyatnya merasa lebih nyaman dan senang. Dengan demikian, masyarakat akan merasa lebih menjali relasi dengan baik dengan para pemimpin dan semakin mempercayai mereka.

Penyunting: Darren Alexander Hartanto X7/08

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun