Mohon tunggu...
Sea FitrianaUS
Sea FitrianaUS Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

halo, salam kenal ^^

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

MMD UB Turut Ramaikan Kegiatan Bersih Desa Adat Toto Suro Desa Karanggupito

20 Agustus 2023   22:34 Diperbarui: 21 Agustus 2023   02:20 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tim Mahasiswa Membangun Desa (MMD) kelompok 873 Universitas Brawijaya (UB) mendapat kesempatan untuk ikut serta meramaikan pagelaran wayang kulit dalam rangka Bersih Desa Adat Toto Suro Desa Karanggupito 1445 H/2023 M pada tanggal 29 Juli 2023. Acara adat bersih desa atau yang biasa dikenal dengan istilah "Toto Suro" ini merupakan warisan adat istiadat dari para leluhur desa. Acara ini sudah menjadi acara rutin tahunan di berbagai desa yang ada di Indonesia salah satunya di Desa Karanggupito, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi. 

Bapak Bambang Suryo Saputro S,SE.MM selaku Kepala Desa Karanggupito menjelaskan bahwa acara seperti ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya "Acara adat bersih desa (Toto Suro) ini memang selalu dilaksanakan setiap satu tahun sekali tepatnya saat bulan Suro tetapi memang sempat terhenti karena adanya pandemi Covid-19 waktu lalu," ujarnya. Terdapat ciri khas pada rangkaian acara Toto Suro di Desa Karanggupito yakni acara selamatan atau doa bersama yang kemudian dilanjutkan dengan acara pagelaran wayang kulit pada malam harinya. Acara selamatan atau doa bersama saat itu mengusung tema "Sambung Roso dan Santunan Anak Kurang Beruntung" yang dilaksanakan di rumah kepala desa Karanggupito. Tim MMD kelompok 873 juga turut serta dalam berkontribusi membantu jalannya acara tersebut. 

Acara selanjutnya adalah pagelaran wayang kulit yang diadakan pada malam hari. Cerita wayang yang ditampilkan di acara Toto Suro selalu berbeda setiap tahunnya. Hal ini dijelaskan langsung oleh Riananda Ody Irwanda selaku dalang yang bertugas di acara tersebut. "Cerita wayang kulit yang ditampilkan itu disesuaikan dengan problematika tahun sekarang dan tahun yang akan datang. Tahun ini temanya gatotkaca sebagai lambang pemuda karena tahun sekarang perkembangan pemuda dari segi apapun pesat, baik itu dari prestasi, kritik, politik, dan lain-lain. Nah untuk tahun depan sepertinya tema yang diangkat itu tentang politik," ujarnya. 

Riananda Ody Irwanda atau yang kerap disapa Rian adalah seorang dalang muda wayang kulit di Desa Karanggupito. Bakat dan minatnya terhadap seni pewayangan melatarbelakangi ia untuk mengambil jurusan Seni Pedalangan di ISI Surakarta. Di setiap acara pagelaran wayang kulit, ia selalu dipercaya oleh Kepala Desa Karanggupito untuk menjadi dalang. "Pentas wayang itu sudah sering ada di Desa Karanggupito. Kebetulan dalang wayang kulit yang masih langka. Nah, Desa Karanggupito ini punya potensi dalang muda jadi ya kenapa tidak untuk ditampilkan", ujar Rian. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun