Ada seorang prajurit Navy SEALS kelompok elit pasukan Amerika Serikat, yang membagikan pengalamannya selama berperang. Di tengah peperangan tidak jarang prajurit terjebak dalam kondisi kritis di tengah desing peluru tajam dan granat atau misil di atas kepala mereka, sehingga sulit bagi mereka untuk keluar dengan selamat dari situasi itu.Â
Nah, di saat genting semacam ini ternyata prajurit sangat bergantung pada rekan lain yang bertugas mengatur komunikasi di antara mereka.
 Ketika prajurit yang bertugas sebagai penghubung tersambung dengan mereka, maka mereka akan segera dipandu untuk mencari jalur aman agar bisa selamat menjauhkan diri dari sana.Â
Prajurit ini juga bercerita, tugas sebagai komunikator yang biasanya memanggul radio besar di pundak saat berperang bukan tugas favorit, dan terkesan tidak "keren" pada awalnya. Namun, tugas sebagai komunikator ini menjadi sangat krusial di tengah krisis, dan kepiawaian mereka berkoordinasi serta berpikir cepat, pada akhirnya banyak menyelamatkan nyawa.
Posisi seorang komunikator di dalam perusahaan, sedikit banyak bisa diilustrasikan serupa dengan prajurit komunikator dalam "perang". Posisi ini umumnya dipersepsikan tidak "keren" karena lebih banyak berada di belakang layar. Interaksinya pun lebih banyak dengan 'orang dalam' alias karyawan.Â
Namun banyak karyawan bergantung padanya, untuk dapat mengakses informasi penting perusahaan, terutama ketika terjadi "krisis" . Karyawan memerlukan motivasi dan semangat positifnya dalam menjalankan tugas sehari-hari, dari sisi pemenuhan kebutuhan informasi dan kecakapan mengolah informasi itu.Â
Komunikator juga berperan mengintegrasikan seluruh perusahaan lewat kecakapan dan sistem komunikasi yang efektif, sehingga organisasi bergerak maksimal mencapai tujuannya. Selain itu, komunikator internal punya peran sebagai mediator yang mendapatkan kepercayaan dari pimpinan sekaligus menjadi kepercayaan karyawan di bawah.Â
Oleh karena dia tidak mungkin bekerja sendirian, maka komunikator internal juga harus mampu mengajak para supervisor atau middle manager atau front liners untuk bekerja sama menjadi komunikator di departemen masing-masing. Itu artinya komunikator internal perlu punya kemampuan mentransformasi mereka menjadi komunikator juga.
Di tengah jaman perubahan dan serbuan generasi milenial, maka peran komunikator internal yang paham bagaimana melibatkan, engage dan memaksimalkan kekuatan dari dalam, akan sangat diperlukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H