Malam ke 2,langit tampak cerah dengan bintang bertebaran disana sini,memanjakan setiap mata yang memandangnya.Sy melihat kearahnya,rambutnya kini ia ikat,wajahnya tampak segar,sy menekuk kaki sy,pandangan sy masih tidak lepas darinya.Ia masih saja melihat langit,tidak lama,"kamu ngapain sih,"sambil menyenggol sy dengan lengannya,sy tertawa,"sy pikir kamu enggak tau,"ia ikut tertawa,"lagian digunung tampil cantik banget,untuk siapa."Ia hanya tersenyum memandang sy,"sy suka rambut kamu tidak diikat,sambil sy melihat kelangit,"kamu tau kenapa langit bisa tampak indah,"sy kembali memandangnya.rambutnya kini tergerai dan dimainkan oleh angin yang semilir,sy menatapnya,bukan sekarang maksudnya,Ia kembali tertawa,"kamu kenapa enggak bilang,sambil memukul pelan,sy ikut tertawa lalu mengacak-acak rambutnya sedikit,tidak berapa lama"kenapa,"tanyanya,seraya ia bersandar dibahu sy.sy melihatnya sebentar,lalu kembali memandang langit bersamanya."Mungkin disaat kamu bisa sejenak,menyingkirkan hal yang mengganggu pikiran kamu,dan membiarkan langit yang menunjukan indahnya,melalui mata kamu lalu turun kehati,saat itulah,kamu mungkin bisa berlama-lama,melihat langit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
