Hari Selasa, 3 September 2019 lalu saya benar-benar terharu!
Seneng deh lihat teman-teman dari 1074 pondok pesantren se-Jawa Barat memamerkan produk mereka di Hotel Ibis TSM Bandung. Nggak nyangka, ternyata banyak potensi-potensi yang bisa membuat sebuah pesantren berdaya secara ekonomi.
Jadi jangan nuduh kalau pesantren itu bisanya hanya belajar mengaji dan menadahkan tangan meminta sumbangan umat saja ya.
Bagaimana ceritanya Pesantren bisa naik kelas begini? Program OPOP namanya.
Jadi apa itu program OPOP?
Semua bermula dari program Pesantren Juara yang dicanangkan Kang Emil sejak terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat setahun yang lalu. Dari 17 program juara, salah satunya adalah One Pesantren One Product.
Kok harus pakai istilah bahasa Inggris gitu sih?
Karena memang kepengennya pesantren Jawa Barat itu bisa go global dan dikenal orang di mancanegara. Jumlah pesantren di Jawa Barat itu paling banyak dibanding provinsi lain di Indonesia. Menurut data kementrian agama 2014/2015 jumlahnya mencapai 9000 pondok pesantren loh.Â
Benar-benar sebuah potensi yang luar biasa jika benar-benar diberdayakan. Pesantren itu umumnya terletak di daerah pinggiran yang memiliki lahan luas dan memiliki banyak santri usia produktif.Â
Dalam sambutannya pada acara Penyerahan Hadiah bagi 1074 pesantren yang lolos audisi tahap 1, Kang Emil menyampaikan bahwa ide OPOP atau One Pesantren One Product ini hadir karena pengalaman beliau dan Pak Uu Ruzhanul Ulum, Wakil Gubernur selama menjadi santri di pesantren.Â
Beliau berharap saat mendapatkan kesempatan, bisa membantu membuat pesantren mandiri secara ekonomi.Â
Potensi pesantren itu sebenarnya potensial. Mereka memiliki banyak santri yang bisa diberdayakan. Tinggal dipoles sedikit dengan memperluas wawasan bisnis dan membuka pasar, bisa moncer nih pesantren-pesantren di Jawa Barat.Â