Mohon tunggu...
Teknolog Acak
Teknolog Acak Mohon Tunggu... Ilmuwan - Follow di Twitter @ScrambledTech

Teknologi itu berkembang pesat dan berputar cepat karena dunia itu bulat ...

Selanjutnya

Tutup

Money

Begini Cara Berbisnis Elon Musk (yang Mungkin Belum Anda Ketahui)

20 November 2019   12:58 Diperbarui: 30 Desember 2019   14:08 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cara berbisnis pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian. Yang pertama adalah, berbisnis dengan cara berusaha menciptakan sesuatu yang baru (to do something new). Sedangkan yang kedua adalah, berusaha menjalankan bisnis dengan benar (to do something right).

Elon Musk memulai bisnisnya dengan mendirikan PayPal. Di situ, ia memiliki saham sekitar 11,7% dan pada saat eBay membelinya pada tahun 2002, ia mendapatkan hasil sebesar USD165 juta. Nilai yang cukup untuk mendirikan bisnis lainnya. Selain Tesla, salah satu bisnis yang dikembangkan berikutnya adalah bisnis tentang eksplorasi luar angkasa. Pilihan bisnis tersebut bukanlah to do something new. Siapa yang belum pernah melihat mobil?

Oh, iya mobil listrik ... apakah Anda yakin konsep mobil listrik benar-benar baru? Bagaimana dengan eksplorasi luar angkasa? Ini juga bukan yang baru. Tidak ada orang di dunia ini yang tak pernah mendengar NASA. Jadi Elon Musk berusaha untuk menjalankan bisnis dengan benar.

Pilihan bisnis Elon Musk ini sangat berisiko. Sejak era Apollo, perhatian masyarakat tentang luar angkasa sudah mulai meredup. Praktis, perusahaan besar yang bergerak di bidang luar angkasa hanyalah NASA. Intinya, eksplorasi luar angkasa adalah bisnis yang sangat tersegmentasi dan oleh karena itu sulit mendapatkan laba.

Tetapi Elon Musk memiliki gagasan berbeda. Ia memiliki visi meluncurkan roket ke Mars. Tidak hanya sekadar roket yang dapat mendarat di Mars. Sebaliknya, ia ingin mendirikan rumah kaca berukuran kecil untuk tempat penanaman dan penyemaian aneka rupa tumbuh-tumbuhan, tepat di atas permukaan planet merah itu.

Tapi Elon Musk sadar bahwa ia memiliki hambatan paling besar, yaitu harganya terlalu mahal. Sangat mahal, dan bahkan jika Musk membeli roket bekas dari Rusia, ICBM, harganya masih cukup mahal. Pada akhirnya, ia mengetahui satu hal.

Industri roket adalah industri yang sangat mahal. Salah satu alasannya karena perusahaan membeli mesin peluncur dan segala dukungan teknologinya dari berbagai perusahaan yang berbeda-beda. Lantas, seluruh komponen itu disatukan untuk membentuk sebuah roket yang siap-pakai. Tetapi masalahnya adalah, perusahaan-perusahaan yang menyediakan teknologi serta komponen tersebut juga menerima komponen mentah yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan berbeda yang lebih kecil.

Dalam dunia bisnis, semakin banyak supplier maka semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan. Mengapa? Karena setiap supplier tentunya menginginkan keuntungan. Mereka menaikkan harga agar mendapatkan profit, keuntungan yang diperoleh setelah mereka membayar kewajiban seperti gaji dan lain sebagainya. Begitu seterusnya sehingga ketika roket tersebut dirakit dan siap diluncurkan, harga akhirnya akan sangat mahal. Ini belum dihitung penambahan biaya yang muncul karena perusahaan terakhir yang merakit roket tersebut harus membayar karyawan dan tenaga ahli.

Melihat hitung-hitungan seperti ini, Elon Musk memiliki sudut pandang berbeda. Ia mampu membuat roket dengan harga yang lebih rendah karena SpaceX bisa membuat 85% dari seluruh komponen roket di dalam perusahaannya sendiri. Dengan demikian, Elon Musk akan mendapatkan komponen-komponen dengan harga yang lebih murah. 

Ilustrasinya seperti ini, jika SpaceX harus membeli teknologi komunikasi radio dari supplier lain, ia harus mengeluarkan budget sekitar USD50.000--100.000. Uang sebesar ini hanya dikeluarkan untuk sebuah radio komunikasi. Tetapi kalau SpaceX bisa membuatnya secara mandiri, melalui tenaga ahli internal, maka biaya yang dikeluarkan cukuplah sebesar USD5000. Dengan hitung-hitungan seperti ini, budget akan turun drastis.

Cara berpikir Elon Musk ini tidak hanya berlaku untuk SpaceX, melainkan salah satu perusahaan lainnya yang fenomenal, Tesla. Hampir sebagian besar komponen yang membentuk mobil Tesla, atau kira-kira 85% dari sekitar 5300 komponen, dibuat mandiri. Memang tidak semuanya dibuat mandiri pada awalnya. Baterai, misalnya, masih dibuat oleh pihak luar di awal-awal berkembangnya Tesla. Alasannya sangat teknis. Baterai untuk mobil listrik sangat sulit dibuat dan hanya beberapa perusahaan yang terspesialisasi yang mampu membuat baterai seperti ini, seperti Panasonic, BYD, dan LG Chem. Perusahaan-perusahaan ini memiliki market share hingga 63% dari seluruh baterai yang ada di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun