Â
Seminggu kemarin saya mencoba berpikir positif dengan tidak ditayangkannya film kartun Dragon Ball Z di salah satu stasiun TV. Akan tetapi akhir-akhir ini beberpa berita di media sosial menyebutkan bahwa film tersebut tidak ditanyangkan karena ada teguran dari KPI dan saya tidak habis pikir dengan hal itu.
Penayangan film tersebut dianggap mengandung unsur kekerasan yang dapat mempengaruhi perilaku anak-anak. Hal ini sungguh tidak bisa saya terima bahkan dengan akal sehat saya sisi mana yang dianggap kekerasan. Sepengalaman saya sejak saya kecil film ini sudah berkali-kali ditayangkan dan tidak ada masalah. Padahal kalau dari sisi pendidik sendiri saya melihat film tersebut dapat memberikan dampak yang cukup untuk pengembangan imajinasi anak. Manusia yang dapat terbang, berpindah dari bumi ke planet lain dalam sekejap, bukankah hal tersebut dapat merangsang imajinasi anak dan menumbuhkan kreativitasnya. Ingat kata seorang ilmuan Albert Einsten bahwa imajinasi itu lebih penting dari sebuah pengetahuan.
Justru saya sangat heran mengapa beberapa sinetron di televisi yang mengandung unsur kekerasan, percintaan, perebutan harta dan kekuasaan itu tetap ditayangkan contohnya sebut saja film tentang manusia yang dapat berubah jadi serigala dan bertengkar merebutkan wanita atau film tentang manusia yang menjadi harimau, kenapa tetap ditayangkan, lama-lama ada judul ganteng-ganteng monyet, atau film 7 manusia monyet belum lagi sinetron-sinetron yang menajarkan tentang percintaan anak SMP dan SD.Â
Apakah kita harus kembali mundur, akan dibawa kemana mental bangsa ini jika dari tontonan saja memfilternya masih sedikit kacau balau. Mari menggunakan mata hati kita untuk memahaminya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H