Mohon tunggu...
Scholiff Muawnh
Scholiff Muawnh Mohon Tunggu... lainnya -

olipatul ;))

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tinta dan Perasaanku

12 Juni 2013   13:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:08 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku menyukainya, setelah status sahabat itu mengikat erat pertemanan. Aku tahu,dia tidak pernah melihatku lebih dari seorang sahabat,dari semenjak Tk. Tangan itu,membuatku berharap lebih." Goresan tinta hitam, yang setia menemani seorang gadis dikala sedih, telah menjadi paragraf novel. Bersampul biru muda, dan bertuliskan 'Note Book Arabel! Don't Open!' di halaman pertama. Abel,sapaan akrab gadis mungil,berambut pendek sebahu. Hobby menulis, membuat abel dijuluki 'Sastrawati' oleh teman satu kelasnya.
Semenjak istirahat, abel memilih duduk di bangku kayu, baris ke tiga depan meja guru. Ditemani buku,dan pena berwarna biru, tergeletak tepat di mejanya. Tidak seperti biasanya,dimana abel selalu keluar untuk sejenak mencari angin,atau makan di kantin. Hari ini abel tampak murung,hal yang membuat kedua sahabatnya keheranan.
"Lo sakit bel?" tanya mody,sahabat abel.
"Gak" jawabnya agak sedikit ketus.
"terus,kenapa lo gak makan? Atau keluar?" timpal sasa penuh rasa penasaran.
"Males,gue pengen sendiri. Gue ke Uks dulu ya" abel bangkit dari kursinya,dengan membawa buku dan pena,yang sedari tadi tergeletak di meja. Mody dan Sasa hanya mengangguk,dengan rasa ingin tahu yang belum terpecahkan.
"Gue,gatau kenapa seperti ini. apa cemburu itu masih ada? Rasanya,gue pengen lari kalau lihat emir bareng cewek lain" batin abel.
Sesampainya di uks,abel kembali melihat emir,adik kelas yang sudah menjadi sahabat,serta pengisi hatinya. Tapi,dia tidak sendiri,ditemani seorang gadis yang tampak lugu,berkulit putih,yang di lihatnya tadi pagi bersama emir. Jengkel,itu yang abel rasakan. Dengan rasa jengkel,abel berdehem dengan keras.

"Ehm!!! Misi,ada yang mau ambil kayu putih" kata abel mencari alasan.
"Lo bel,sakit?" emir menoleh kearah pintu,yang nampak abel berdiri seperti patung.
"Makan ati iya! Lo berdua di uks malah pacaran,masih kelas 8 juga. Gue bilangin bu lesstari lho" jawab abel ketus.."Riri jatuh,makanya gue obatin" balas emir tak kalah ketus.
"Modus emir tuh ri,mana kayu putihnya!" ucap abel dengan mengulurkan tangan,berharap diambilkan minyak kayu putih. Emir mengambilkan minyak kayu putih, di kotak obat sampingnya.
"Noh! Sok tahu lo Sastrawati!" emir.
"Whatever! Thank yo emir mahira! Bye, gue balik dulu ya! Gak pake kangen,oke vil" Abel melangkahkan kakinya menuju kelasnya,yang tak jauh dari uks. Sedangkan riri,hanya tersenyum melihat tingkah abel.

'Iya gue sakit,sakit hati banget! Tangan mungil lo yang dulu selalu buat gue,sekarang ada di tangan riri. Ah bodoh banget gue mir' abel hanya memanyunkan bibir tipisnya. Hatinya sedang rindu,rindu akan masalalu bersama emir sahabatnya. Dengan hujan,ia ingin kembali ke 9 tahun yang lalu.
Di bawah hujan,emir selalu menemaninya. Dengan tawa yang berlebihan,emir membuatnya tersenyum. Setiap pagi,emir selalu menjemput abel. Tangan mungil yang setiap pagi menggenggamnya,disertai tawa khas anak tk,abel siap berangkat sekolah. Kini semua itu sekedar kenangan,yang wajib dibungkus dalam kertas coklat,dan dikirim untuk riri.
"Ngalamun terus Sastrawati" ucap seorang pria,yang berhasil membuyarkan pikiran abel.
"Seenggaknya,dalam undang-undang tidak ada larangan untuk 'MELAMUN'! Iya kan,Mahira emil atau evil? " jawab abel.
"iyasih,tapi gabaik tau! Mana sasa sama mody?" tanya emir.
"pulang,kok lo sendiri?" abel.
"Riri udah pulang" jawab emir.
"oh,lo sama dia pacaran?" tanya abel.
"iya,kenapa? Lo cemburu?" emir
"Gak lah! PD lo,mil. Sahabat itu status kita!" abel.
''Mungkin tali yang kuat untuk mengikat senyuman,tangan,dan perhatian lo ke gue cuma Sahabat mir! Sebatas sahabat''
"Ini tinta terakhir,yang aku gunakan untuk menulis tentangmu! tentang perasaanku Emir M."
"Seterusnya,itu tentang persahabatan kita. Gue,Lo,Mody,Sasa dan Riri"
Sampul biru menutup isi diary abel,yang tergeletak di Meja Belajarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun