Mohon tunggu...
Scholastova Moss
Scholastova Moss Mohon Tunggu... -

اللهم أنت ربى لا إله إلا أنت خلقتني وأنا عبدك وأنا على عهدك ووعدك ما استطعت أعوذ بك من شر ما صنعت أبوء لك بنعمتك علي وأبوء بذنبى فاغفرلي فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت

Selanjutnya

Tutup

Politik

KPK Haters: Bubarkan KPK | Tanggapan Atas Tulisan Emy Hajar Abra

11 Mei 2013   11:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:45 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bubarkan KPK! Jauh sebelum kasus suap daging impor yang diduga melibatkan You-Know-Who, tepatnya di tahun 2011, kalimat ini mulai di dengungkan oleh oknum partai politik yang tidak jelas motifnya. Dalam era sekarang ini di mana korupsi sedemikian merajalela dan sudah menjadi sebuah kejahatan kemanusiaan, oknum tersebut menganggap KPK sudah sembilan tahun mengacak-acak lembaga dan orang, dan sudah layak untuk dibubarkan.

Kita semua tahu, korupsi, suap, pungli adalah bentuk kejahatan, kriminal. Apakah praktik ini hanya bisa diadili hanya apabila ada kerugian negara? Praktik-praktik tersebut tidak selamanya merugikan negara! Tapi pasti merugikan masyarakat! Jadi sangat naif kalau kita menilai kelayakan sebuah kasus korupsi, suap, pungli dan sebagainya hanya dilihat dari ada tidaknya kerugian negara.

Tulisan ini merupakan tanggapan atas artikel: Bubarkan PKS oleh Emy Hajar Abra. Monggo dibaca terlebih dahulu.

Saudari Emy menulis dalam artikelnya, bagaimana mungkin terdapat kerugian negara,kalau pencucian uang saja tidak ditemukan. Saya tidak tahu dasar dari keyakinan Saudari Emy menyatakan bahwa Pencucian uang saja tidak ditemukan. Atau kalau mau melihat lebih luas, banyak pernyataan yang ditulis oleh Pendukung PKS berupa: Suap impor daging yang melibatkan ustadz kami tidak terbukti.

Dua pernyataan tersebut beredar di kalangan PKS dan diyakini kebenarannya oleh mereka. Benarkah bukti pencucian uang tidak ditemukan? Benar kah KPK tidak memiliki bukti suap impor daging yang melibatkan You-Know-Who? Jujur saja saya tidak tahu. Dan tidak ada yang tahu. Karena nanti lah di Pengadilan semua akan dibuka, alat bukti akan disampaikan, saksi-saksi akan dihadirkan. Kalau sekarang, kasus masih dalam proses! Biarlah nanti hakim yang memutuskan terbukti tidaknya suap, terbukti tidaknya TPPU. Hakim yang memutuskan, bukan Jaksa KPK, bukan pula pengacara You-Know-Who. Fair!

Lalu bagaimana para pendukung PKS bisa memiliki keyakinan itu terlebih dahulu. Saya juga tidak tahu. Tapi saya percaya, keyakinan mereka muncul bukan karena mereka telah diam-diam menjebol Ruang Bukti di KPK, atau nge-hack komputer KPK.

Saudari Emy menyatakan bahwa kasus yang suap impor daging yang melibatkan You-Know-Who sarat muatan politis dan isu ini begitu dimainkan oleh media dengan sangat rajin dengan tambahan make up di kiri dan kanan.

Saya sebagai orang di luar sistem politik, sebagai penonton, dan sebagai satu dari berjuta orang di luar PKS tidak melihatnya secara demikian. Kami melihat kasus suap ini sebagai kasus kriminal biasa. Tidak ada muatan politik, tidak ada konspirasi. Atau kalau meminjam istilah Pak Miqdad Husein dalam jawaban atas  komentar di artikelnya,

“Mungkin saya tak terlalu cerdas untuk bisa memahami bahwa apa yang terjadi adalah konspirasi. Atau bisa jadi, saya mungkin tak terbiasa dipaksa untuk menaati sesuatu secara membabi buta apa-apa yang dikatakan dari seorang pemimpin. Maaf.”

Kalau ada dugaan muatan politis dan konspirasi, tolong jelaskan dengan gamblang. Bagaimana kronologisnya. Siapa dalang politisnya, siapa antek-antek konspirasinya. Biar seluruh masyarakat bisa menilai dan memberi tanggapan. Jangan hanya melontarkan pernyataan tuduhan tetapi tidak bisa menjelaskan. Jangan salahkan kalau masyarakat di luar PKS tidak mempercayai.

Lalu mengenai media, kenapa para pendukung PKS pun menyalahkan media? Mereka menganggap media mem-blow up kasus ini berlebihan. Mereka menganggap bahwa media bermain-main atas kasus yang bukan mencerdaskan masyarakat justru hanya melemahkan daya fikir masyarakat.

Saya melihatnya biasa aja tuh. Kasus aktual, normalnya memang ter-blow up. Kita masih ingat kasus suap pajak ala Gayus Tambunan dan kasus korupsinya Nazaruddin, kedua kasus tersebut justru lebih heboh dari pada kasus suap daging impor yang diduga melibatkan You-Know-Who. Bahkan untuk kasus Gayus Tambunan sampai ada lagu khusus yang diciptakan atas kasusnya! Itu lah namanya konsekuensi.

Saya iseng-iseng googling dengan 2 frasa kunci. Pertama, dengan frasa: luthfi hasan ishaaq, hasilnya google meng-index ada 858.000 halaman yang berisi frasa tersebut. Patut dicatat, bahwa halaman yang di-index google tersebut menampilkan berita atau artikel yang berkaitan dengan Luthfi Hasan Ishaaq dari sebelum adanya kasus suap. Untuk artikel yang terkait kasus suap pastinya lebih kecil dari itu. Apalagi apabila artikel pembelaan pendukung PKS pun dikeluarkan, bisa dipastikan artikel yang dianggap pendukung PKS sebagai hasil blow up media, jumlahnya akan menyusut jauh.

Untuk frasa kedua googling: gayus tambunan. Jumlah halaman yang di-index google, pasti hanya seputar kasus suap pajak-nya, karena Gayus Tambunan bukan politikus atau selebritis atau orang terkenal lainnya. Halaman-halaman social media bisa diabaikan. Dan kemungkinan tidak ada tulisan dukungan tanda keimanan dari Gayus Lovers, karena Gayus tidak memiliki umat. Berapa halaman google meng-index? 2.560.000 halaman! Jadi kalau berdasarkan cara pandang pendukung PKS, Gayus Tambunan menderita di-blow up media sebanyak tiga kali lipat dibanding You-Know-Lah...

1368214045589849549
1368214045589849549

Terakhir, saya mau mewanti-wanti dengan mengatakan bahwa,”….dan jangan kaget nanti ada segelintir manusia yang berdemo di bundaran HI menuntut KPK dibubarkan lalu diliput dan diberitakan banyak media, kita sudah tahu siapa oknum di belakangnya!”.

Kepada Saudari Emy, tulisan ini hanya lah media saya mencurahkan pikiran dan logika, bukan bermaksud menghujat atau memusuhi siapa pun. Mohon maaf kalau ada ucapan saya yang kurang berkenan. Semoga Allah memberikan petunjuk. Semoga Allah SWT memberi kita hidayah untuk lebih mencintai kebenaran daripada kecintaan terhadap suatu kelompok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun