Kemanapun langkah dituju Puan Maharani yang diarahkan Megawati, apakah sebagai ketua DPR atau tetap menteri, akan menentukan percaturan pertarungan politik menuju pemilihan presiden 2024, lawan menunggu salah langkah Megawati. Â
Puan Maharani Nakshatra Kusyala, sering disingkat Puan, putri Taufiq Keimas dan Megawati Ketua Umum PDIP, Â Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada pemerintahan Presiden Jokowi pertama. Publik sering menganggap Puan masih anak kecil, walau usianya kini lebih 45 tahun. Meskipun bukan politisi anak bawang, karena pernah menduduki Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI Tahun 2012-2014, dia tidak dapat lepas dari bayang-bayang popularitas ibunya dan kharisma kakeknya Soekarno sang proklamator.
Banyak anak dan cucu Soekarno berkecimpung didunia politik, tetapi hanya Megawati bersama PDIP yang memiliki legitimasi terkuat dan terluas mewarisi ideologi dan kharisma perjuangan Soekarno. Megawati telah menunjukkan keteguhannya melewati berbagai penderitaan dan perlawanan rezim Soeharto, sehingga PDIP hari ini tetap utuh menjaga pusaka ideologi perjuangan Soekarno. Usia jugalah yang kini lebih 72 tahun, akan memaksanya menyerahkan pusaka perjuangan kepada putri kesayanganya Puan Maharani.
Pusaka yang diserahkan bukanlah harta benda, tapi ideologi,  yang hakekatnya adalah urusan politik untuk berkuasa.  Menjadi kehendak ideologi dan politik agar Puan Maharani menjadi Presiden RI pada saatnya, katakanlah 2024 atau 2029. Tetapi sebagai pewaris pusaka ideologi, Puan  bukan hanya semata-mata mengejar kursi jabatan Ketua DPR atau Menteri. Disinilah inti persoalan sesungguhnya, langkah Megawati mengarahkan Puan menjadi strategis dan menentukan, bukan hanya bagi Puan tapi juga PDIP.
Sebagaimana diketahui bahwa berdasarkan peraturan yang terbaru, Ketua DPR RI secara otomatis diserahkan kepada pemenang pemilihan legislatif 2019, yaitu PDIP. Puan Maharani yang perolehan suaranya terbesar se-Indonesia pada Pileg 2019, dan pengalaman politiknya, sangat memenuhi syarat sebagai Ketua DPR RI 2019-2024. Â Banyak politisi PDIP mendukung agar Puan Maharani menduduki kursi jabatan terhormat tersebut, sebagian memandang terlampau beresiko.
Tetapi politisi-politsi tersebut juga menyadari bahwa apapun yang terkait dengan Puan Maharani adalah otoritas mutlak Megawati, karena dua hal; Pertama, Puan adalah anak kesayangannya, naluri keibuan adalah murni untuk kebaikan, keselamatan dan kehormatan putrinya, tidak bisa tertipu oleh bisikan politikus yang paling lihai sekalipun.
Kedua, Megawati Ketua Umum PDIP bukanlah ketua biasa sebagaimana partai-partai politik lainnya, dia memiliki kharisma pemegang kuasa pusaka perjuangan Soekarno yang menjadi jiwa PDIP berakar rumput. Itulah penyebab kualitas keputusan -tidak dapat diperdebatkan- Megawati akan selalu berbeda dengan keputusan ketua umum partai pada umumnya.
Berkaitan dengan pentingnya masa depan Puan Maharani tersebut, maka kursi Ketua DPR RI strategis, namun juga mengandung resiko, antara lain; Pertama, Ketua DPR RI memiliki kewenangan dan fungsi mengawal Pemerintahan Jokowi sesuai kepentingan PDIP Â jangka pendek maupun jangka panjang. Jabatan ini juga memberikan panggung aktualisasi diri Puan Maharani menghadapi pemilihan presiden 2024. Kedudukan Ketua DPR juga menjadi tempat ideal menempa pengalaman sesungguhnya berpolitk, DPR adalah arena pertarungan gagasan sejati, tapi bisa juga panggung sandiwara perjuangan palsu.
Kedua, panggung DPR adalah sasaran kritik dan kecaman rakyat, pelampiasan kekecewaan rakyat terhadap anggota DPR yang banyak terpillih bukan karena integritas melainkan karena politik uang. Kecurigaan rakyat pada DPR yang menjadi sarang transaksi kekuasaan berujung korupsi, akan berimbas kepada Ketua DPR. Hal ini akan sangat merugikan citra  Puan Maharani  sebagai tokoh pewaris pusaka perjuangan Soekarno, dan juga tidak menguntungkan menghadapi peristiwa politik 2024.
Pilpres 2024 akan berbeda dengan sebelumnya, pencitraan dan pembentukan karakter tokoh kandidat Capres 2024 dimulai lebih dini, sejak hari ini. Siapa berhasil menjadi Presiden 2024 akan kembali berkuasa Tahun 2029. Segala kelemahannya memimpin DPR akan digunakan oleh musuh politiknya, khususnya Islam garis keras, Â untuk membunuh karakter Puan Maharani di akar rumput dari peluang terpilih Capres, dan perlu 10 tahun menunggu pemulihannya.
Sesungguhnya posisi menteri adalah lebih aman dan nyaman bagi Puan Maharani, tetapi nakhoda sejati adalah nakhoda yang berani menantang badai dan selamat. Pilihan ini tentunya sangat rumit bagi ibu seorang putri pewaris pusaka ideologi perjuangan Soekarno, Megawati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H