Selain pendidikan formal, peran orang tua tetap diperlukan. Orang tua perlu ditingkatkan kesadaran berpikirnya, walau tidak melalui pendidikan formal, tetapi secara otodidak. Salah satu cara yang  disarankan adalah mempelajari metode memahami atau memaknai, dalam filsafat disebut hermeneutika, ilmu ini membantu memahami dan memaknai apa saja; narasi, teks, simbol, atau literasi, yang ada apapun medianya, termasuk media digital dunia maya. Mempelajari fisafat  hermeneutika menjadi pondasi yang kuat memahami dan memaknai lautan narasi dan literasi digital dunia maya secara tepat dan aman. Â
Tampaknya pendidikan formal perlu memperkenalkan filsafat  hermeneutika sejak dini kepada anak-anak Indonesia sebagai pondasi  perlindungan dampak buruk literasi digital dunia maya. Persoalannya, apakah Kementerian Pendidikan menyadari bahwa ada persoalan yang harus diatasi dari bahaya literasi digital dunia maya yang mengancam anak Indonesia?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H