Mohon tunggu...
Azzukhrufasyahla
Azzukhrufasyahla Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas andalas

saya menyukai baca beberp berita dan saya juga suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip

Pesona di minangkabau meliputi tradisi, budaya, dan alam yang memukau

24 Desember 2024   08:54 Diperbarui: 24 Desember 2024   08:53 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber pinterest photo

          Seni pertunjukan tradisional memuat beragam unsur kearifan lokal masing-masing etnisnya. Demikian juga dengan seni pertunjukan tradisional randai dari Minangkabau. Falsafah adat dan agama yang dianut masyarakat Minangkabau
terhimpun dalam randai. Namun, sampai saat ini kajian terhadap randai Minangkabau masih dominan pada aspek etika dan estetika sebagai seni tari dan seni pertunjukan teater. Kajian kearifan lokal budaya Minangkabau dalam randai masih sedikit
dieksplorasi. Dilatarbelakangi hal tersebut, penelitian ini bertujuan menggali dan menganalisis unsur-unsur kearifan lokal budaya Minangkabau yang terdapat dalam seni pertunjukan tradisional randai.

              Proses penelusuran literatur dan penelaahan kembali berbagai hasil kajian randai, baik dari aspek estetika gerak dan tari, musik, gerak silat, lakon, dan naskah cerita menghasilkan simpulan bahwa randai Minangkabau memuat ragam unsur kearifan lokal yang bersumber dari ajaran agama, adat, serta falsafah alam. Temuan ini membuktikan bahwa masyarakat Minangkabau adalah masyarakat yang kaya akan seni tradisi dan berkehidupan dilandasi oleh ajaran agama, adat, serta kepedulian terhadap alam semesta. Seni pertunjukan tradisional merupakan bagian dari budaya lokal yang memuat beragam unsur kearifan budaya lokal. Di dalamnya terhimpun ilmu pengetahuan, baik nilai-nilai ajaran moral, religi, pendidikan, maupun unsur-unsur yang bersifat kebendaan sebagai sebuah warisan kebudayaan (Prayogi & Endang Danial, 2016: 63).

           Dengan adanya muatan beragam nilai tersebut, seni pertunjukan tradisional berfungsi sebagai penuntun dan pembawa pesan moral untuk masyarakat pemiliknya (Seha, et al, 2014: 112). Dilihat dari sudut pandang estetika dan etika, seni tradisi turut menjadi alat
pengucapan komunikasi emosi estetis antarmanusia terkait dengan pengalaman dan perasaan yang memiliki nilai seni untuk keselarasan hubungan sosial berlandaskan keyakinan bersama (Murniati, 2015:26; Sedyawati, 2006:124).

             Seni tradisi etnis Minangkabau, contohnya, memiliki keberagaman unsur estetika dan etika kultural yangmencerminkan komunikasi manusia dengan alam yang bersifat normatif (Rustiyanti, at. all, 2013; Hasanuddin, 2015). Permasalahannya saat ini, perkembangan teknologi global mulai mengikis nilai-nilai kearifan budaya lokal. Memang tidak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi berpengaruh positif pada terbentuknya trend budaya berbasis teknologi digital, tetapi fenomena tersebut memembawa dampak pada berkurangnya apresiasi masyarakat terhadap seni tradisional (Ngafifi, 2014; Rustiyanti, 2014). Seni tradisional sangat identik dengan kearifan budaya lokal. Melalui eksistensi pertunjukannya, seni tradisi merepresentasikan kehidupan masyarakat lokal yang
ditopang oleh keluhuran budi yang arif, bijaksana, keteladanan, dan cendekia. Contoh  seni tradisional yang mencerminkan hal tersebut adalah randai Minangkabau.

       Randai Minangkabau berasal dari permainan rakyat generasi muda (dalam istilah di Minangkabau adalah anak nagari) zaman tradisional. Navis (2015: 276) menjelaskan, istilah randai kemungkinan berasal dari kata andai-andai dengan awalan bar- sehingga menjadi berandai-andai yang artinya berangkaian secara berturut-turut atau suara yang bersahut-sahutan. Sumber lain, Kayam (dalam Zulkifli, 2013: 32) menyatakan, istilah Jentera, 7 (2), 145—160, ©2018 | 147

         randai berasal dari bahasa Arab, yaitu rayan-li-da-I yang sangat dekat dengan kata da-I, ahli dakwah dari gerakan tarekat Naqsyahbandiyah. Randai adalah gambaran identitas masyarakat Minangkabau yang sangat kuat dengan falsafah, etika, dan pelajaran hidup orang Minang yang berpusat pada alam semesta (Primadesi, 2013: 179). Randai menggambarkan kearifan lokal masyarakat
Minangkabau, melekat pada fisik sekaligus batin individu yang membentuk keutuhan masyarakat bernagari. Nilai-nilai kesenian tradisional dalam randai menjadi representasi norma dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat Minang; kesenian
dianggap rancak (bagus, elok) apabila tidak menyimpang dari norma adat, dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat Minangkabau (Arzul, 2015: 108). Unsur dialog dalam randai, misalnya, menjadi satu unsur yang bermuatan nilai-nilai karakter
kerja sama komunikatif dan patut dipahami dan ditanamkan kepada generasi muda (Arzul, 2015:113). Selain itu, kompleksitas unsur seni pertunjukan meliputi sastra, kaba, musik, tari, gerak silat, tari, dan dendang menguatkan alasan perlunya untuk
dilestarikan (Primadesi, 2013; Wulandari, 2015).

      

      Permasalahan lain yang penting dicermati, saat ini seni pertunjukan randai di Minangkabau masih didominasi oleh eksplorasi dari segi seni hiburan saja. Pertunjukan randai oleh kelompok-kelompok kesenian randai memang masih terus berlangsung, namun masih berkisar sebagai seni pertunjukan saja. Demikian juga halnya dengan kajian ilmiah akademis terhadap randai Minangkabau, saat ini masih dominan pada aspek etika dan estetika seni tari dan teater saja. Kajian terhadap unsur-unsur nilai dan
kearifan budaya lokal Minangkabau dalam randai masih kurang. Fakta tersebut menunjukkan perlunya langkah percepatan kajian ke arah tersebut sebelum randai terdiskriminasi oleh budaya asing. Dengan asumsi, untuk membuka jalan ke arah
tersebut, maka penelitian ini bertujuan menggali dan menganalisis kearifan lokal budaya Minangkabau yang terdapat dalam seni pertunjukan tradisional randai. Diharapkan kajian ini akan menjadi bagian dari upaya akademik untuk menggali
kearifan lokal dalam seni pertunjukan tradisional serta langkah lanjut untuk pelestariannya yang belum ada sebelumnya.
Relevan dengan permasalahan tersebut, beberapa peneliti lain telah mengkaji randai dalam ragam konteks dan sudut pandang penelitian. Penelitian yang mengkaji kesenian randai dilihat dari estetika tari Minangkabau dilakukan oleh Rustiyanti (2014),

ciri khas gaya tari minanagkabau

  persoalan mengenai gaya tari minangkabau menjadi hal penting, karena dengan menggali gaya tari, sekaligus dapat membedakan  dengan tarian tradisonal kerakytan yang berbeda diantara konteks dan kuktural, menari bukn sekedar gerakan semata yang disjikan  secara baik, tapi pemahaman tentang gerakan gaya tarinya menjadi hal yang tak kalah penting.

Penerapan kaba minangkabau sebagai pelesatarian bahasa dalam literasi di
Minangkabau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun