Mohon tunggu...
Sazkiah Aulia A
Sazkiah Aulia A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa 👍🏻

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jejak Budaya dan Tradisi Gedung Karesidenan Purwakarta

19 Desember 2024   16:42 Diperbarui: 19 Desember 2024   16:42 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Karesidenan Purwakarta, Jawa Barat (Sumber : Penulis)

Karesidenan Puwakarta yang terletak di Kota Purwakarta, Jawa Barat ini tidak hanya dikenal karena sejarahnya yang panjang, tetapi juga karena berbagai ciri khasnya yang mencerminkan kekayaan budayanya. Ciri khas dari Karesidenan Purwakarta ini terdiri dari sebuah tradisi, seni, hingga kearifan lokal menjadi sebuah identitas unik yang terus dipertahankan oleh masyarakat setempat hingga saat ini. Ciri khas di Karesidenan Purwakarta menjadi salah satu bukti bahwa negara kita memiliki keberagaman dan kaya akan budaya Indonesia. Masyarakat setempat terus melestarikan budaya ini sebagai wujud kebanggaan terhadap keberagaman budaya Indonesia. (Kamis, 5 Desember 2024).

Karesidenan Purwakarta ditetapka sebagai situs warisan budaya (heritage) pada tahun 2010 oleh sebuah lembaga yang disebutkan sebagai Cadang Budaya Keperbakaraan, dengan dukungan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat. Kebudayaan atau ciri khas dari Karesidenan Purwakarta dapat dilihat dari aksesoris-aksesoris yang dulu masih ada di dalam gedung itu, lalu bisa juga kita melihat ciri khas yang ada di Gedung Karesidenan Purwarkta, yaitu ketika dilihat dari segi arsitekturnya yang khas.

Arsitektur Gedung Karesidenan Purwakarta menjadi salah satu ikon budaya yang mencolok. Menurut catatan sejarah, bangunan ini didirikan pada era kolonial dengan sentuhan gaya Eropa dan Cina yang dipengaruhi oleh masa penjajahan Portugis dan Inggris di Nusantara.

Kearsipan Karesidenan Purwakarta mengatakan bahwa, arsitektur dari Gedung Karesidenan Purwakarta ini sangat kental dengan budaya Eropa dan Cina, "Kenapa saya bilang Eropa dan Cina? Karena waktu pembangunan ini terpengaruh dengan namanya waktu jaman penjajahan Portugis dan Inggris di Sunda Kelapa yang namanya Raples. Nah itu Raples itu dia sebagai arsitektur." Ujar Bapak Kearsipan Karesidenan Purwakarta.

Selain arsitekturnya, kawasan di sekitar gedung tersebut juga menyimpan sejarah yang menarik. Sebelumnya, wilayah tersebut dikenal sebagai Cikedokan, yang kini lebih akrab disebut Baranangsiang. Cikedokan sendiri memiliki arti kandang buda, yang merujuk pada tempat penyimpanan patung Buddha.

Bapak Kearsipan Karesidenan menambahkan bahwa sebelum dikenal sebagai Baranang Siang, area tersebut disebut Cikedokan dan ciri khasnya orang sana bikin patung Buda, “Cikedokan itu apa? Cikedokan itu install Kandang Buda, Cikedokan itu Kandang Buda. Nah itu di Baranangsiang, sekarang udah gak mau orang sana disebut Cikgedogan, jadi we namana Baranangsiang. Nah ciri khasnya orang sana bikin patung Buda.”

Di samping keunikan arsitektur dan sejarahnya, Karesidenan Purwakarta juga menjadi pusat berbagai aktivitas seni dan budaya. Acara-acara seperti pertunjukan wayang golek, seni tari tradisional, hingga pameran kerajinan tangan sering diadakan untuk menarik perhatian wisatawan dan menjaga kelestarian tradisi lokal. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat setempat tidak hanya melestarikan, tetapi juga mengembangkan budaya mereka seiring perkembangan zaman.

Karesidenan Purwakarta bukan hanya simbol sejarah panjang yang mencerminkan pengaruh kolonial dan lokal, tetapi juga menjadi sebuah  kebanggaan masyarakat terhadap keberagaman budaya Indonesia. Dengan melestarikan arsitektur, seni, tradisi, dan kearifan lokal, Karesidenan Purwakarta menjadi ikon budaya yang terus hidup dan memberikan inspirasi. Gedung Karesidenan Purwakarta ini tidak hanya menyimpan nilai sejarah, tetapi juga menjadi pengingat akan kekayaan budaya yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun