[caption id="attachment_90368" align="aligncenter" width="436" caption="Arfai, Pasir Putih, dan Lemon"][/caption] Santa Imanuel dan laut biru. Mama yang berdiri di atas bukit adalah Dorey. Di matanya gunung-gunung menjadi kepala burung kasuari surga. Lama Nona tak berpulang, Mama rindu kalian semua. Air mata Mama hitam seperti warna puting susunya yang layu. Tempat kami menyusu beratus-ratus hari lamanya. Kami anak-anak emas cerita Bapa kepada orang-orang laut karena air susu Mama adalah emas dan safana yang menguning. Bapa pula yang menerima pinangan mereka, orang-orang laut, saat nona masih belia. Bapa mengenal mereka saat layarnya menyentuh terbit matahari dan terjal ombak menghempas. Kami menciap riang saat kaken diletakkan di atas lantai ruang tengah. Mama yang diam menyerahkan berkalung-kalung manik-manik dengan tangannya sendiri kepada mereka, orang-orang laut. Di bawah ketiaknya, Nona meletakkan kedua belah tangan di dada. Bapa menunjukkan lima jari kepada orang-orang laut,lima tahun lagi ko datanglah.Bawalah gelang-gelang dari kulit kerang pulau kalian dan perahu layar berwarna biru terang. Lima tahun tidak lama.Nona menjelma menjadi Mama dalam kemudaannya.Liat hitam tubuh dan putih mutiara di pulau bibirnya yang menghati.Halus lekuk rambut yang menikung disetiap sudut dan lentik mata yang menggoda. Ko panggilah Yosefina,ucap Bapa, ada yang ingin Bapa sampaikan. Nona menjerit kepada langit.Terik siang dan pecah awan. Kayu-kayu rumah berderak-derak berbicara pelan pada kami yang meringkuk di balik-balik pintu. Nona menolak disauhkan pada laut, pada hati ia telah bertaut pada gunung tempat sungai cintanya menganak dan bermuara di lembahnya. Lelaki gunung yang membawa malam kelam. Menyelimuti pelarian yang rahasia. Tapi Nona tidak membawa apapun yang berharga saat kapal kecil perahu korek membawanya pergi dari Mama melalui pulau pulau yang tak bisa di eja karena malam membuta. Tak ada lagi dermaga, tak ada lagi Lemon, tak ada lagi Mansinam. Hanya janji, lelaki gunung akan menebar daratan pada ujung perjalanan. [caption id="attachment_90367" align="aligncenter" width="432" caption="Dermaga dan Mansinam"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H