Mohon tunggu...
Sayyid Yusuf Aidid
Sayyid Yusuf Aidid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ

Saya adalah seorang dosen agama yang moderat yang suka membaca dan menulis. Genre bacaan saya yaitu religi dan tasawuf. Adapun saya mengajar Agama Islam di Universitas Indonesia dan Politeknik Negeri Jakarta. Link : www.yusufaidid.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Cara Mengajak Mahasiswa Baru Ke Masjid Kampus?

20 Agustus 2024   23:00 Diperbarui: 21 Agustus 2024   05:46 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ajaran baru pada perguruan tinggi akan dimulai antara akhir Agustus dan awal September. Tentu mahasiswa dan mahasiswi baru merasakan masa orientasi studi dan pengenalan kampus atau yang disingkat ospek. Pada masa itulah mereka beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan kampus sebagai masa peralihan dari masa pendidikan menengah ke atas ke pendidikan perguruan tinggi. Sehingga pada masa tersebut mereka ditempa dengan hal-hal yang positif bukan dengan hal-hal yang bersifat perpleloncoan.

            Hal-hal yang positif pada ospek tersebut tentu yang membuatnya mereka berfikir kognitif, psikomotorik, dan afektif. Misal mereka diemban tugas untuk membuat karya secara pribadi atau kelompok. Tentu dengan karya pribadi tersebut sebagai  bentuk proses dan tanggung jawab dalam nantinya menghadapi tugas selama perkuliahan. Sedangkan karya kelompok sebagai bentuk penguatan dalam kerjasama team. Kerjasama tersebut juga sebagai tanggung jawabnya nanti ketika mendapatkan tugas kelompok ketika perkuliahan, tidak menyerahkan tugas tersebut kepada seorang saja yang mampu dalam membuat karya tersebut.

            Misal tugas tersebut seorang mahasiswa atau mahasiswi harus membuat name tag dari papan yang warnanya menyimbolkan berani dan suci dan dikailkan dengan tali yang menyimbolkan kehati-hatian. Nah dari situ para mahasiswa dan mahasiswi baru berfikir name tag yang berwarna merah dan putih dan diikatkan dengan tali yang berwarna kuning. Selain itu tugas kelompok, misalnya deskripsikan provinsi yang di dalamnya terdapat hewan yang dikonservasi serta terdapat kuliner yang rasanya pedas lada. Maka mereka yang tergabung dalam kelompok tersebut menggambarkan peta Sumatera Barat, dan hewan harimau serta menggambarkan makanan rendang.

            Di sisi lain, mahasiswa dan mahasiswi baru di perguruan tinggi harus disentuh oleh pemahaman agama. Misal mereka yang beragama Islam, diwajibkan untuk ke masjid kampus ketika azan tiba, biasanya waktu tersebut menunjukkan shalat Zuhur dan Ashar. Di waktu tersebutlah mereka bisa berjamaah. Sangat penting bagi mereka mengenal masjid di kampusnya. Jangan sampai ketika mereka sudah berkuliah satu semester, bertanya, Masjid kampus dimana ya?”

            Lembaga dakwah kampus atau remaja masjid kampus harus mempunyai siasat dan strategi untuk mahasiswa dan mahasiswi baru untuk betah di masjid kampus. Hal tersebut harus difikirkan oleh lembaga tersebut dengan membuat acara yang menarik bagi mantan putih abu-abu tersebut. Cara tersebut dengan membuat acara kongkow berpahala, acara tersebut diisi dengan rujak party dan membaca dzikir atau  al-quran lima sampai sepuluh ayat. Atau paling tidak lembaga tersebut mengenalkan masjid peguruan tinggi melalui kampanye cinta masjid dengan pembagian stiker atau merancang flayer di media sosial yang berisikan ajakan untuk ke masjid.

            Masjid kampus berbeda dengan masjid di lingkungan sosial. Sebab masjid kampus harus diisi oleh para intelektual muslim yang diisi oleh warga kampus. Di samping itu masjid kampus harus bekerjasama dengan dosen-dosen yang mempunyai kapasitas keagamaan yang mumpuni. Apalagi masjid di perguruan tinggi umum harus bekerjasama dengan para dosen pendidikan agama Islam untuk menghidupi suasana di dalamnya. Tentu, para dosen tersebut diminta oleh pengurus masjid kampus untuk mengisi kajian di tempat ibadah tersebut.

            Peranan dosen pendidikan agama Islam teramat besar di tahun ajaran baru di perguruan tinggi umum. Sebab mereka mengajar mahasiswa-mahasiswi di semester ganjil tersebut. Paling tidak para pengajar memberikan tugas kepada para generasi penerus bangsa yang masih seumur jagung tersebut untuk meresume kajian yang ada di masjid kampus. Di tambah ada satu atau dua kali pertemuan, pembelajaran dilaksanakan di masjid tersebut. Jadi ada kesan mereka datang ke masjid bukan hanya untuk ibadah saja melainkan untuk belajar dan mengerjakan tugas.

            Seyogyanya masjid kampus juga menyediakan spot yang tenang atau perpustakaan sebagai fasilitas belajar bagi mahasiswa dan mahasiswi. Di samping itu, masjid tersebut menyediakan wi-fi sebagai penunjang belajar mereka. Pengurus masjid pun perlu mensetting untuk membatasi para agent of change dalam membuka situs-situs pada sarana tersebut . Namun jika mereka ingin membuka situs-situs misalnya Facebook, Instagram, Twitter, atau Youtube hanya diberikan pada waktu istirahat mereka.

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun