Tanggul, Surabaya, merupakan desa yang mungkin dulunya belum terkenal seperti sekarang. Sebab daerah tersebut jauh dari kota Surabaya. Jarak dari Surabaya ke daerah Tanggul yaitu 168 KM. Namun tiap tahun, daerah terpencil tersebut ramai dikunjungi oleh orang-orang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara. Keramaian tersebut karena ada haul Al-Habib Soleh bin Muchsin Al-Hamid. Tokoh tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam penyebaran agama Islam di daeranh Jember dan sekitarnya.
      Habib Soleh berasal dari Wadi  Amd, sebuah desa di Hadramaut. Beliau belajar ilmu fikih dan tasawuf dengan ayahandanya, Habib Muchsin Al-Hamid. Beliau memutuskan ke Indonesia pada tahun 1920-an, menetap di Jawa. Beliau ke Indonesia dengan kesungguhan untuk mencari ridha Allah melalui menyebarkan Islam dengan dakwah yang santun dan ilmiyah. Sehingga beliau diterima dengan baik di wilayah Jember dan sekitarnya. Sebagaimana Allah berfirman:
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS: Al-Ankabut/29:69)
Habib Soleh bin Muchsin Al-Hamid bertarekat Alawiyah. Hal itu terlihat dari pondasi-pondasi dari tarekat tersebut, yaitu ilmu, amal, wara, al-khauf dan ikhlas. Beliau sangat aktif dalam mempelajari ilmu, guru utamanya ialah ayahnya yaitu Habib Muchsin Al-Hamid. Setelah mendapatkan ilmu, maka ia tidak pernah melewati dalam proses pengamalan ilmu tersebut, baik dalam ibadah dan muamalah.Â
Wara-nya terlihat dari kehati-hatian dalam penerimaan hadiah dari seseorang, sehingga beliau memilih zuhud. Khauf-nya terbukti penjagaan waktunya untuk terus bersama Allah SWT, sebab kualitas waktu yang efektif tidak pernah terputus hubungannya dengan Allah. Ikhlasnya tampak dari penerimaan tamu yang tidak pernah berhenti setiap hari. Sehingga dari pilar-pilar tersebut, beliau doanya lebih cepat dari petir.Â
Ahad, 7 Mei 2023, haul Habib Soleh Tanggul ke 47. Semua orang berlomba-lomba untuk hadir ke Tanggul untuk mengharap barokah dari sohibul maqam. Ada yang menggunakan pesawat, kereta api, mobil bahkan ada yang naik motor dan sepeda untuk ke tempat tersebut. Sehingga mereka mengorbankan waktu, tenaga, dan uang untuk sampai ke dalam acara tersebut. Bahkan ada yang datang ke tempat acara pada  hari-hari sebelum haul.  Pengorbanan tersebut karena keyakinan mereka setelah menghadiri haul yaitu bisa mengikuti jejaknya yang luhur.      Â
       Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H