Diplomasi Kuliner atau bisa disebut juga sebagai Gatstrodiplomacy merupakan sebuah kegiatan diplomasi menggunakan cara memperkenalkan ciri khas makanan yang ada disuatu negara tersebut. Diplomasi ini merupakan bentuk kegiatan dengan sifat halus dan tanpa adanya penggunaan kekuatan secara berlebihan yang berdampak pada konflik kepanjangan, dan akhirnya menimbulkan proses-proses diplomasi yang rumit dan kompleks.Â
Dalam aspek lain, diplomasi kuliner sangat mudah untuk dilakukan tanpa harus adanya persiapan-persiapan yang konkret untuk aktualisasinya. Aktualisasi Diplomasi Kuliner hanya mengandalkan kemampuan tata boga dan ide kreatif dalam pengenalan makanan. Kemampuan dalam pengelolaan, tampilan yang ditampilkan sebagai bentuk cara menarik perhatian masyarakat banyak sehingga mendapatkan keuntungan dalam segi ekonomi dan budaya negara itu sendiri.Â
Ada banyak negara yang melakukan diplomasi ini sebagai salah satu jalan untuk menarik perhatian negara bersangkutan untuk memberikan dampak politik yang sedang berlangsung. Biasanya keberlangsungan politik negera terkait dan pelaksana bisa dipengaruhi melalui hal baru yaitu penjamuan makanan, karena dalam situasi ini setiap negara memiliki cita rasa khas yang berbeda akan satu dan lainnya.Â
Maka melihat secara psikologi dasarnya, menggunakan cara penjamuan makanan menjadi cara jalan yang bisa dikatakan efektif karena akan ada hadirnya suasana yang menggerakan satu negara untuk berdiplomasi lebih jauh. Maka tindakan diplomasi kuliner menadi jalan yang dianggap cukup solutif untuk memulai diplomasi secara halus dan damai.
Dalam Konteks yang luas terhadap diplomasi kuliner, diplomasi ini juga sangat menguntungkan pada sektor ekonomi dan pariwisata. Mengapa demikian? Secara alamiah ketika pengenalan kuliner suatu negara dilakukan dan pada umumnya diplomasi terkecil dilakukan dengan penjualan makanan oleh para pelaku pedagang kuliner. Memiliki prospek yang tidak kalah jauh pentingnya untuk modal awal perkenalan kuliner secara mudah dan bertahap.Â
Tahapan-tahapan inilah menjadi dorongan kuat dilingkungan masyarakat untuk mau mengetahui lebih jauh tentang kulinernya, kebudayaannya, hingga pada identitas negara itu sendiri. Karena itu diplomasi kuliner tergolong sebagai diplomasi multitalenta karena dapat menguntungkan negara tersebut secara luas dan mudah.Â
Aspek-aspek ini tentu menguntungkan negara tersebut secara eknomi dan pariwisata karena berangkat dari penyebarluasan kuliner tersebut. Maka ketertarikan wisatawan asing untuk lebih dalam mengetahui negara tersebut menjadi nilai tambahan yang bergengsi.
Tentu Korea Selatan selalu terkenal dengan karakter budayanya yang dapat dibilang unik dan antimainstream. Bagaimana tidak? Segala konsep macam konsep kebudayaannya selalu memiliki nilai jual yang tinggi dan menarik, mulai dari konsep makanan, segi rasa, pemilihan bahan baku, hingga proses pembuatannya yang memiliki nilai karakter dan moral tersendiri. Maka jangan heran ketika dipasaran banyak negara hampir mudah untuk melihat jajanan yang terkadang terkonsep oleh ciri khas kuliner Korea Selatan.Â
Itulah bentuk perwujudan diplomasi kuliner itu sendiri dalam sasaran sektor ekonomi dan pariwisata, karena pada tahapan inilah sektor ini akan terpengaruhi oleh hasil diplomasi kuliner di alur paling bawah. Keterdampakan akan proses diplomasi kuliner yang dimulai dari akarnya, sangat berdampak kuat untuk pengembangan kekuatan internal negara itu sendiri.Â
Dengan hadirnya cita rasa yang unik akan selalu memberikan kesan yang baik untuk mengelola dan membangkitkan rasa penasaran sebagai instrumen pemikat ketertarikan itu sendiri. Sehingga proses diplomasi kuliner yang diterapkan oleh Korea Selatan menimbulkan tingkatan penting sebagai negara maju yang mambu menggerakan sektor kulinernya secara global.Â