Organisasi adalah sebuah tempat bagi banyak kalangan untuk melakukan berbagai kegiatan secara massif untuk membantu serta mengambil peran dikalangan masyarakat untuk membangun berbagai aspek sosial yang ada di ruang lingkup sekitar. Organisasi juga menjadi tempat bagi Berbagai kalangan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing individualis untuk diimplementasikan kedalam organisasi sebagai penggerak arus didalam kehidupan sosial, kehadiran organisasi menjadi salah satu tumpuan untuk masyarakat agar dapat menjadi poros penggerak perubahan dan pembangunan yang meliputi berbagai macam situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. Peranan organisasi juga mampu dan terbukti sebagai modal transportasi dalam menjawab Berbagai tantangan zaman yang kian berubah dan bergerak secara cepat sehingga berdampak terhadap bagaimana kehidupan masyarakat didalam adaptasi transisi waktu, contoh mudah saja organisasi yang sudan memiliki eksistensi Serta kemampuannya yang konkret dalam menjalankan visi-misinya seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), kedua organisasi tersebut berdiri dengan memiliki tujuan yang sama secara umum yaitu mewujudkan islam yang damai dan menjadi organisasi yang berperan dalam Berbagi dakwah dan kegiatan lainnya sesuai dengan landasan dan visi-misi yang telah disusun secara struktural.
Membahas tentang organisasi pelajar seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Organisasi Intra Siswa Sekolah (OSIS) dan semacamnya  yang sudah lama dan banyak hadir ditingkat-tingkat tertentu salah satunya disekolah tentu menjadi sebuah nilai tambahan bagi proses perkaderan dalam bidang pendidikan, organisasi yang hadir dikalangan pelajar pastinya menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi mereka yang memiliki sebuah gaya dan daya tarung bagi masa depannya. Maksudnya adalah gaya yang ada dan tumbuh di kalangan pelajar adalah sebuah karakteristik didalam masing-masing diri untuk mampu dan mau mengambil bagian didalam proses perkaderan pendidikan untuk membantu mewujudkan berbagai macam keterampilan. Kedua adalah Daya tarung yang dimaknakan sebagai sebuah kekuatan yang ada didalam masing-masing diri untuk turut hadir dengan memberikan ide, gagasan, tenaga serta komitmen dalam berorganisasi sehingga pelaku organisasi memiliki kapasitas yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan kedepannya didalam ruang lingkup sosial. Pelajar yang turut aktif dalam organisasi dengan alasan sebagai tempat untuk mengembangkan kreatifitas adalah sebuah pilihan yang dimana secara teori, organisasi adalah bagan yang menjadi kehidupam atau memulai kehidupaannya secara struktrural dan sistematis yang dimana pelajar akan belajar memahami berbagai pelajaran yang memiliki dinamika-dinamika yang tidak hadir didalam pendidikan formal sehingga para pelajar mampu memiliki kemampuan dasar yang sifatnya kognitif.
Ada beberapa permasalahan yang menjadi pokok persoalan pada bagaimana sistem pergerakan didalam organisasi yang seharusnya mempunyai visi dan misi dengan tujuan menjawab beberapa pertanyaan tentang perkembangan zaman yang bersifat transisi, maksud dalam kata transisi adalah sebuah alur dalam pergerakan organisasi pelajar yang cenderung bergerak hanya mementingkan formalitas didalam sebuah program kerja yang gunanya memperkuat sebuah eksistensi Internal bukan Eksternal. Artinya hal seperti ini banyak terjadi didalam organisasi pelajar ketika membuat sebuah arah dengan tajuk visi-misinya hanya berlandasan sebagai formalitas untuk bisa terpilih menduduki sebuah jabatan, ini terjadi secara realita bagaimana fungsi dari sebuah organisasi hanya memiliki kependudukan sebagai "Pengisi" didalam sebuah agenda untuk didalam ruang lingkup tertentu. Mengahadirkan atau hanya  membentuk sebuah program kerja tanpa menggunakan hasil riset akan berdampak pada kurangnya efektifitas organisasi tersebut. hal ini akan  menjadi garis besar bagi arah perjuangan organisasi di kalangan pelajar sehingga budaya yang terbentuk hanya menjadi sebuah unsur tali tambang yang mengikat dengan tanpa disadari membendung hasil dari pemikiran progresif, kritis, dan visioner.
Pada saat ini kalangan pelajar yang turut ambil peran didalam organisasinya sudah waktunya turut tampil dimuka bukan hanya sekedar memberikan narasi berasal dari gagasan seseorang dari eksternal organisasi, melainkan pelajarlah yang Sudah waktunya tampil dan memberikan sebuah hasil dari kekreatifitasan berliterasi dalam berbagai bidang kemudian disalurkan kedalam organisasi, maka dengan pergerakan seperti itu para kalangan pelajar yang tidak turut aktif berperan dalam organisasi mampu terdorong dan mempunyai sebuah cara bagaimana mereka ikut ambil peran dalam menjawab tantangan zaman dimasa saat ini. Mengingat bahwasannya Organisasi pelajar dibentuk bukan sekedar mengembangkan seseorang didalam suatu perkumpulan bersifat struktural. Pelajar yang memiliki kehebatan diatas kebanyakan pelajar lain dalam artian memiliki sebuah pemahaman berbeda dari apa yang biasanya dipelajari oleh pelajar-pelajar lain.
Suda saatnya organisasi yang dipimpin pelajar menunjukan kemapuan dan eksistensinya secara berskala didalam berbagi kegiatan  sosial bermasyarakat, ini menjadi momentum bagi pelajar yang berada didalam badan struktur organisasi untuk mengeluarkan idenya kepada masyarakat untuk bisa membangun kapasitas organisasi dengan ranah seluas-luasnya, sehingga peranan pelajar bukan Hanya sekedar berinteraksi dengan sesama pelajar disekolah dan guru disekolah tentang program apa yang harus disusun, tetap sudah harus mulai bisa melihat kedepan bagaimana mengenal situasi yang ada didalam lingkungan sekitarnya dan memberikan peran untuk merealisasikan ide, gagasan, pemecahan masalah dalam menjalin hubungan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H