Mohon tunggu...
Sayyidina Nurdiani
Sayyidina Nurdiani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Tugastugastugas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Pribadi

5 Agustus 2020   22:15 Diperbarui: 5 Agustus 2020   22:32 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama saya Sayyidina Nurdiani biasa dipanggil Dini atau Sayyidina untuk orang uang baru mengenal saya. Saya lahir di Jakarta tepatnya pada tanggal 20 Oktober 2003.

Bunda saya pernah bercerita, untuk melahirkan saya sangat butuh perjuangan, pada bulan ke 5 saya dikandungan, bunda saya terjatuh dari bangku saat sedang membetulkan lampu, kebetulan pada saat kejadian ayah saya sedang keluar kota dan kedua saudara laki-laki saya sedang lomba marawis yang diadakan oleh lingkungan RW saya. Saat itu bunda saya langsung pendarahan, untungnya om saya datang dan langsung membawa bunda saya ke Rumah Sakit.

Setelah ditangani oleh dokter bunda saya diharusnya untuk opname sampai proses melahirkan. Kata bunda saya, kandungannya bermasalah. Entah apa itu yang pasti itu sangat berat dijalani oleh bunda saya, bahkan untuk bergerak sedikit saja bisa langsung pendarahan. 

Tapi pada saat 7 bulanan bunda saya memaksa untuk bisa pulang agar mengadakan pengajian, akhirnya dokter mengizinkan walaupun hanya 2 hari. Tetapi setelah pengajian selesai bunda saya mulai pendarahan lagi dan diharuskan kembali ke Rumah Sakit.

Pada sebulan sebelum melahirkan dokter bilang saya terlalu kecil sampai akhirnya bunda saya diharuskan memakan es krim setiap hari nya. Sampai akhirnya hari persalinan tiba. 

Tetapi bunda saya tidak bisa melahirkan secara normal dan mengharuskan menjalani operasi Caesar.
Setelah melewati perjalanan yang panjang untuk mempertahankan dan melahirkan saya, semua terbayar dengan saya yang terlahir sempurna dan sehat. Tentu nya bunda saya sangat senang karna anak perempuan yang di idam-idamkannya akhirnya lahir dan bertemu dengan dirinya didunia ini.

Dan inilah saya, Anak emas kalau kata sepupu-sepupu saya karena buat melahirkan saya butuh uang yang banyak hehe. gadisnya bunda, ayah, dan kedua Abang saya. Yang selalu mereka jaga dan mereka sayangi dengan sepenuh hati mereka, dari saya tumbuh dirahim bunda saya dan sampai sebesar ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun