Mohon tunggu...
Sayyidah Salma
Sayyidah Salma Mohon Tunggu... Musisi - .

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Digital Story Telling, Inovasi Baru Pembelajaran Bahasa Arab

6 Oktober 2019   23:16 Diperbarui: 6 Oktober 2019   23:21 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semakin berkembangnya zaman tidak memungkiri berkembangnya pula ilmu teknologi di Dunia. Mulai smartphone, laptop, hingga merambat pada dunia pendidikan. Sekarang dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0 yaitu revolusi industri keempat yang menjadikan teknologi sebagai basis di setia ranah kehidupan. Dan industri ini berpengaruh pada beberapa bidang, diantaranya adalah ekonomi, politik, sosial budaya dan penididikan.

Adapun korelasi antara revolusi industri dengan bidang pendidikan adalah pada tuntutan untuk dunia pendidikan memparbarui sistem pengajaran yang ada. Dalam hal ini tentu menggunakan kecanggihan bidang yang ada. Dimana dalam pengajaran diharapkan menggunakan strategi maupun media dengan menggunakan kecanggihan teknologi yang ada. Hal ini bertujuan selain agar peserta didik maupun guru tidak ketinggalan zaman, juga untuk mempermudah dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Salah satu strategi itu adalah Digital Story Telling atau biasa disebut dengan DST. Strategi ini merupakan strategi mengungkapkan dalam mengungkapkan cerita yang berupa kisah, dialog maupun kejadian yang dalam penyampaiannya mencakup gaya, intonasi dan ekspresi yang dapat menarik perhatian penonton dengan media teknologi terbaru.

Ketika mendengar kata story telling maka sudah banyak di antara kita yang tidak akan asing lagi mendengarnya. Akan tetapi bagaimana jika hal tersebut menjadi Digital Story Telling. Hal ini merupakan pembaruan dalam model pembelajaran yang ada. Story telling memang sudah biasa diadakan dalam pembelajaran bahasa seperti halnya dalam bahasa Arab pula juga sering digunkan.

Adapun strategi ini sangat cocok untuk digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau biasa disebut dengan maharah al-kalam. Dimana strategi ini menitik beratkan dalam kemampuan peserta didik dalam berbicara dan keperyaan diri peserta didik. Selain itu peserta didik tidak hanya sekedar menguasai keterampilan bahasa, akan tetapi juga akan mengikuti perkembangan zaman dengan menguasai teknologi yang ada.

Adapun dalam pelaksanaannya strategi ini terbagai menjadi tiga tahap, yaitu (1) persiapan, (2) produksi, (3) tahap presentasi. Dalam tahap pertama pengajar atau guru menyampaikan tujuan pembelajaran hingga mencontohkan prosedur dalam pelaksanaannya bagaimana. Tahap kedua peserta didik mulai untuk membuat media yang ada. Hal ini peserta didik dapat melalui proses editing video gaambar ataupun dengan menambahkan recording dalam produk yang dibuat. Dan tahap ketiga adalah tahap presentasi yang mana peserta didik diminta untuk maju bercerita dengan menggunakan media yang telah dipakainya.

Strategi ini memiliki kelebihan diantaranya adalah melatih kebahasaan peserta didik serta dapat memasuki wilayah pendidikan karakter. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang dapat diambil dari cerita tersebut dengan mudahnya diambil dari selipan cerita-cerita yang dipaparkan. 

Selain kelebihan, adapun kekurangan dari strategi ini adalah membutuhkan waktu yang lama dalam persiapannya. Selain itu tidak semua materi dapat menggunakan strategi ini. Seperti yang terpapar di atas bahwa strategi ini sangat cocok digunkan pada keterampilan berbicara. Oleh karena itu strategi ini kurang efektif ketika digunakan pada keterampilan lain.

Dikutip dari buku Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Penuh Inovasi dan Kontemporer, karya Halimatus Sa'diyah,M.Pd dkk, Singosari: Nusantara Global Press

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun