LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Â Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran
Lokasi
SMPN 2 Purwakarta
Lingkup Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai
Dengan menerapkan pembelajaran model problem based learning diharapkan dapat meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar pada mata pelajaran Informatika melalui pemanfaatan perangkat pembelajaran berbasis TPACK dan evaluasi berbasis HOTS
Penulis
Sayyidah Nurul Hayati,S.Pd
Tanggal
PPL Ke-1 :
1. Â Â Â 17 Oktober 2022
2. Â Â Â 18 Oktober 2022
PPL Ke-2 :
1. Â Â Â 31 Oktober 2022
2. Â Â Â 01 November 2022
PPL Ke-3 :
1. Â Â Â 14 November 2022
2. Â Â Â 15 November 2022
PPL Ke-4 :
1. Â Â Â 28 November 2022
2. Â Â Â 29 November 2022
Situasi:Â
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Situasi :
Â
Kondisi yang menjadi latar belakang Aksi PPL ke 1 :Â
Peralihan dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ke Pembelajaran Tatap Muka(PTM) membuat motivasi belajar peserta didik menurun. Terjadinya Loss Learning mengakibatkan banyak perubahan pada peserta didik.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah, perubahan yang terjadi pada peserta didik diantaranya :
- Merasa bosan dalam pembelajaran
- Sering mengobrol saat pembelajaran
- Malu untuk mengungkapkan pendapat
- Malas mengerjakan tugas yang diberikan guru
- Ingin pembelajaran cepat selesai
- Hasil evaluasi belajar siswa yang rendah
Akar penyebabnya adalah kurangnya pemahaman guru dalam menerapkan pembelajaran inovatif. Sehingga guru harus belajar kembali untuk merancang sebuah pembelajaran inovatif melalui model pembelajran, media, dan perangkat pembelajaran lainnya yang mendukung.
Â
Kondisi yang menjadi latar belakang Aksi PPL ke 2 :
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas dirasa belum efektif. Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang dilakukan oleh penulis, banyak kemampuan peserta didik dalam mengoperasikan komputer masih rendah. Akar penyebabnya setelah dianalisis adalah guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya.
Pada proses pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan guru tidak bervariatif dan tidak menyesuaikan karakteristik peserta didik. Dimana metode yang sering digunakan adalah ceramah. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman guru terkait model pembelajaran. Padahal berdasarkan asesmen diagnostik yang telah dilakukan sekolah, didapatkan bahwa gaya belajar peserta didik kelas 7 sangat beragam dari mulai visual, adio, dan kinestetik.
Maka dari itu, penulis melakukan studi literatur untuk memilih model pembelajaran yang inovatif. Dari hasil studi literatur didapatkan bahwa PBL adalah salah satu model pembelajaran inovatif karena sintaks dalam PBL mendukung aspek pembelajaran inovatif.
Â
Kondisi yang menjadi latar belakang Aksi PPL ke 3 :
Berdasarkan hasil ANBK Tahun 2021, banyak peserta didik yang masih rendah dalam hasil literasi dan numerasinya. Setelah diidentifikasi melalui proses wawancara dan studi literatur, hal ini disebabkan karena pada pembelajaran di sekolah belum membiasakan pada pembelajaran yang berorientasi HOTS. Dimana peserta didik dibiasakan untuk berpikir kritis melalui contoh masalah yang ada di dunia nyata. Sehingga penulis menggunakan PBL sebagai model pembelajaran berbasis masalah dan didukung dengan penyusunan evaluasi yang sudah berbasis HOTS .
Kondisi yang menjadi latar belakang Aksi PPL ke 4 :
Berdasarkan hasil identifikasi masalah di sekolah, banyak siswa yang kurang tertarik dalam menyimak media pembelajaran yang diberikan oleh guru. Salah satu akar penyebabnya adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariatif dan kurang interaktif seperti contohnya hanya melalui media gambar. Maka dari itu , penulis memanfaatkan aplikasi Scratch dan permainan kartu sebagai media agar peserta didik lebih dapat berinteraksi dan melakukan banyak kegiatan sehingga peserta didik diharapkan dapat lebih tertarik menyimak media pembelajaran yang diberikan.
Â
Berangkat dari hal tersebut kemudian penulis  melakukan wawancara dan studi literatur. Dari hasil pengumpulan data diperoleh bahwa model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan model yang mampu menarik minat peserta didik, karena PBL mampu menyediakan  pengalaman  belajar yang  melibatkan  peserta  didik secara  kompleks  dan  dirancang sesuai dunia nyata. Selain itu, PBL juga termasuk ke dalam model pembelajran inovatif yang mendukung peserta didik untuk dapat belajar berpikir kritis.
Â
Tantangan :Â
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
TantanganÂ
Dalam melaksanakan upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik, penulis menemukan beberapa tantangan dan kendala dalam prosesnya. Mulai dari Praktik Aksi 2 sampai aksi 4, peserta didik diinstruksikan untuk membawa smartphonenya ke sekolah untuk pembelajaran, namun terdapat beberapa peserta didik yang menggunakan hal-hal yang bukan merupakan proses pembelajaran seperti menonton Video Youtube, Tiktok, dan Instagram.jadi guru harus senantiasa mengingatkan peserta didik untuk menggunakan smartphone saat dibutuhkan dan menyimpan smartphone saat harus disimpan.
Selain itu,karena materi informatika ini baru didapatkan peserta didik karena pada kurikulum sebelumnya tidak ada, maka penulis perlu mengatur alokasi waktu dan mengulang penjelasan ketika peserta didik belum cukup paham tentang materi yang diajarkan.
Metode pembelajaran guru yang dominan dilaksanakan di sekolah adalah dengan metode ceramah dan penugasan. Dari hasil wawancara, banyak peserta didik merasa jenuh di kelas karena hanya mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan soal-soal latihan. Tantangan penulis dalam hal ini adalah perlu melakukan analisis model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Faktor sarana dan pra sarana juga menjadi tantangan penulis dalam melaksanakan pembelajaran yang inovatif. Karena proyektor yang tersedia terbatas, ruang kelas yang terbatas, dan juga jumlah komputer di laboratorium yang terbatas. Namun keadaan tersebut menjadikan penulis lebih kreatif dalam menyusun strategi pembelajaran yang dapat menyesuaikan keadaan.
Aksi :Â
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk menghadapi tantangan yang terjadi dalam proses pembelajaran sangat beragam bergantung tantangannya.
- Konsultasi dengan rekan sejawat yang berpengalaman
Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah berkonsultasi dengan rekan sejawat yang lebih berpengalaman dalam menghadapi masalah peserta didik. Penulis berkonsultasi dengan wakasek kurikulum di sekolah terkait masalah motivasi belajar ini. Dan beliau memberikan banyak saran yang membangun untuk penulis. Yang utama beliau menyarankan untuk melakukan pembelajaran yang kontekstual yakni mengaitkan pembelajaran dengan dunia nyata. Karena pembelajaran kontekstual membuat peserta didik merasa terlibat dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya. Hal ini sejalan dengan Model pembelajaran PBL, karena model pembelajaran ini merupakan pembelajaran berbasis masalah, dan masalah yang diangkat adalah masalah yang berasal dari contoh kasus di dunia nyata.
- Wawancara dengan peserta didik
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah terkait dengan peserta didik. Penulis berkonsultasi dengan guru BK terkait hasil asesmen diagnostik sehingga penulis mengetahui gaya belajar dominan peserta didik. Hal ini dilakukan untuk merancang proses pembelajaran yang sesuai karakteristik peserta didik.
Selain itu, penulis juga melakukan diskusi dengan peserta didik terkait hal-hal apa saja yang membuat peserta didik merasa termotivasi untuk belajar. Sebagai contoh, mereka mereka merasa senang ketika sedang pelajaran olahraga karena mereka menjadi lebih sedikit mengantuk karena badannya sibuk bergerak. Maka dari itu, dalam pelaksanaan praktik pembelajaran ini, penulis menyisipkan ice breaking sebelum pembelajaran dimulai. Seperti dengan bertepuk tangan, bergerak dengan gerakan tertentu, dan permainan lainnya.
- Melaksanakan Praktik Pembelajaran Lapangan 1 (PPL 1)
Pada aksi 1 dengan materi pembelaran analisis data, model pembelajaran yang digunakannya adalah PBL dengan berbantuan media presentasi Canva. Guru juga memberikan contoh berupa analogi di kehidupan nyata yang dekat dengan peserta didik seperti menghitung laba rugi dalam penjualan. Â Peserta didik juga mempraktekkan melalui aplikasi Microsoft Excel sebagai aspek TPACK untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran. Serta menggunakan evaluasi menggunakan Kahoot sehingga peserta didik dapat melihat live score antara peserta didik.
- Melaksanakan Praktik Pembelajaran Lapangan 2 (PPL 2)
Pada aksi 2, penulis menerapkan model pembelajaran PBL berbantuan media video untuk mengajarkan materi visualisasi data dan pengelompokkan data. Masih dengan pembelajaran kontekstual melalui contoh infografis kasus gagal ginjal pada anak di Indonesia. Peserta didik memvisualisasikan data melalui tabel, diagram, dan gambar menggunakan aplikasi Microsoft Excel sebagai aspek TPACK dalam pembelajaran. Serta menggunakan evaluasi menggunakan Kahoot sehingga peserta didik dapat melihat live score antara peserta didik.
- Melaksanakan Praktik Pembelajaran Lapangan 3 (PPL 3)
Pada aksi 3, penulis memulai materi dengan elemen informatika yang berbeda dengan sebelumnya karena tujuan pembelajaran di aks sebelumnya sudah tercapai sehingga materi dilanjutkan dengan elemen yang berbeda. Adapun materi yang diajarkan pada aksi ini adalah materi Algoritma Pemrograman. Penulis menggunakan model pembelajaran PBL dengan berbantuan media pembelajaran video dan presentasi Canva. Pada aksi ini peserta didik menggunakan aplikasi Scratch sebagai media pemrograman visual. Pada pertemuan1 LKPD berisi kegiatan menganalisis bagian-bagian pada aplikasi Scratch. Pada pertemuan2, LKPD berisi kegiatan membuat animasi looping sederhana menggunakan Scratch. Â Serta menggunakan evaluasi menggunakan Kahoot sehingga peserta didik dapat melihat live score antara peserta didik.
- Melaksanakan Praktik Pembelajaran Lapangan 4 (PPL 4)
Pada aksi 4, penulis menggunakan model pembelajaran gamifikasi untuk siklus 1. Sedangkan siklus 2 menggunakan PBL. Gamifikasi diterapkan untuk mengenalkan konsep algoritma percabangan melalui permainan kartu. Sedangkan pada siklus 2, penulis kembali menggunakan PBL untuk menerapkan konsep percabangan pada aplikasi Scratch. Media yang digunakan adalah video stimulus dan presentasi Canva. Serta menggunakan evaluasi menggunakan Kahoot sehingga peserta didik dapat melihat live score antara peserta didik.
Refleksi Hasil dan dampakÂ
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Â Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dampak dari Aksi yang dilakukan :
Dampak yang diperoleh dari penerapan langkahlangkah dan strategi mengatasi tantangan dalam proses pembelajaran yaitu:
- Peserta didik menjadi lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat, dibuktikan dengan lebih dari 2 peserta didik yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan guru
- Peserta didik memperhatikan guru saat menyampaikan materi menggunakan Video pembelajaran, Presentasi Canva, dan media lainnya.
- Peserta didik aktif dan antusias mengikuti proses pembelajaran terlihat saat bagian evaluasi peserta didik sangat antusias karena menggunakan aplikasi Kahoot yang interaktif dan desainnya menarik
- Hasil dari evaluasi pembelajaan didapatkan hasil dari
- PPL 1 :
- Siklus 1 : 65% peserta didik mendapat nilai>70
- Siklus 2 : 69% peserta didik mendapat nilai>70
- PPL 2 :
- Siklus 1 : 69% peserta didik mendapat nilai>70
- Siklus 2 : 73% peserta didik mendapat nilai>70
- PPL 3 :
- Siklus 1 : 70% peserta didik mendapat nilai>70
- Siklus 2 : 74% peserta didik mendapat nilai>70
- PPL 4 :
- Siklus 1 : 75% peserta didik mendapat nilai>70
- Siklus 2 : 80% peserta didik mendapat nilai>70
Berdasarkan data tersebut, terdapat peningkatan jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai lebih dari KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran untuk setiap siklus dan aksinya.
- Dampak untuk penulis, aksi yang dilakukan ini menjadi pemantik penulis untuk terus berusaha mengembangkan rencana pembelajaran yang efektif dan inovatif untuk peserta didik. Melalui pengalaman 4 aksi, penulis menjadi memahami sintaks dalam model PBL, cara mengimplementasikannya, dan apa saja kekurangan dan kelebihannya.
- Dampak untuk pihak lain yang terkait yaitu contohnya pada rekan sejawat. Banyak rekan sejawat yang setelah menyaksikan aksi ini menjadi terinspirasi untuk membuat media pembelajaran menggunakan Canva, dan juga evaluasi menggunakan Kahoot.
Faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan :
- Faktor keberhasilan : faktor keberhasilan aksi ini adalah perangkat pembelajaran yang disusun secara baik dan lengkap. Perangkat pembelajaran disusun dan dibimbingkan kepada dosen dan guru pamong sehingga isi dari perangkat tersebut sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai melalui pembelajaran
- Faktor ketidakberhasilan : faktor yang menjadi penghambat aksi ini adalah jaringan internet yang kurang mendukung terutama pada saat evaluasi menggunakan Kahoot, banyak siswa yang terhambat karena koneksi jaringan.
Pembelajaran yang diperoleh dari keseluruhan proses yang telah dilaksnaakan yaitu :
- Sebagai guru, penulis perlu melakukan persiapan sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Dari mulai menganalisis capaian pembelajaran, merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai, memilih model pembelajaran, menyusun media pembelajaran, membuat LKPD sesuai rancangan pembelajaran, hingga rubrik penilaian pembelajaran.Â
- Penulis sebagai guru perlu mempersiapkan opsi atau pilihan alternatif jika sarana dan prasarana kurang mendukung.
- Penulis sebagai guru perlu mengenali karakteristik peserta didik sebelum merancang pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih bermakna
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H