Mohon tunggu...
Rasyid Sayyari
Rasyid Sayyari Mohon Tunggu... Musisi - Musisi

https://open.spotify.com/artist/6LzwX8hJ1v0i4he5aiHc7O?si=dgmFzPdySY2lN2EEXvNmbA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menulis itu Asyik

21 Agustus 2012   01:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:30 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13455127181012339845

[caption id="attachment_207851" align="aligncenter" width="300" caption="sumber gambar : bumiaccilong.blogspot.com"][/caption]

Menulis itu Asyik? Kata siapa? Mungkin dua pertanyaan itu akan muncul di benak pembaca ketika membaca judul di atas. Ada serangkaian alasan mengapa menulis bisa menjadi enggak asyik.

Bingung Memulai

Bingung memulai tulisan. Kita sering merasa mandek karena tidak tahu harus menulis apa. Ide berserakan di dunia ini, kita hanya perlu mencatut satu di antaranya dan mulai menyusunnya menjadi kata-kata. Mengurainya agar kita bisa mendapatkan makna di baliknya.

Ketika kita bingung memulai tulisan, kita bisa menulis apapun yang ada di pikiran kita. Tentang kebosanan, tentang cinta, persahabatan, apapun. Di tahap awal, tata bahasa kurang penting, yang lebih penting adalah bagaimana ide itu bisa tersalurkan menjadi sebuah tulisan. Masalah tata bahasa, EYD, penyuntingan tidak usah dipikirkan.

Ribet ah, mesti belajar tata bahasa. Kata siapa? Kita semua pasti pernah belajar tata bahasa diwaktu sekolah dulu, juga pernah membaca. Tapi untuk menulis, tidak perlu mempelajari tata bahasa Indonesia yang “rumit” itu. Yang penting adalah memulai dulu, yang penting adalah berceloteh dulu. Kemudian mempelajari teori. Itulah yang dikatakan beberapa penulis senior dalam buku mereka.

Tidak ada suasana hati yang baik dalam menulis

Tidak ada suasana hati yang baik dalam menulis. Masalah ini malah bisa diatasi dengan menulis. Ya, menulis bebas adalah solusinya. Segala macam perasaan yang tidak enak bisa tersalurkan lewat menulis. Seperti membuat buku harian yang berisi cerita keseharian, kesan dan pengalaman.

Menuliskan perasaan kita justru, bisa dijadikan sebagai latihan untuk mengekspresikan diri. Juga latihan untuk menuangkan gagasan dalam sebuah tulisan. Semakin sering kita berlatih menuangkan gagasan (dalam buku harian), semakin mudah pula kita menuangkan gagasan dalam tulisan.

Percayalah, menulis memang asyik. Memang, setiap penulis pasti pernah mengalami masalah, kemandekan dan suasana hati yang buruk. Tetapi, tidak ada kata menyerah dan kalah dengan masalah tersebut. Kita diberikan akal untuk keluar dari masalah tersebut, dan percayalah pasti tetap bisa menulis.

Dengan menulis, keluarlah semua pemikiran dan perasaan. Apalagi jika pemikiran kita berguna di masyarakat, akan semakin bernilailah tulisan kita. Suatu nilai bukan hanya diukur lewat uang, tetapi juga dari senangnya pembaca atas tulisan kita. Dengan begitu, kita akan semakin semangat menulis. Karena kita ingin menyenangkan pembaca.

Percayalah, menulis itu asyik. Jika kita menanamkan tiga kata itu di dalam benak kita, niscaya kita akan pelan-pelan jatuh cinta, sakaw dan tidak bisa lepas darinya. Dari mengenal menulis, suka lalu kecanduan hingga menghasilkan karya hebat.

Menulis itu asyik

Salam semangat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun