Ada segenggam rindu, dalam tiap tetesan air hujan yang menemani. Tiap tetes yang tak bisa mengganti. Karena yang aku butuhkan adalah keberadaan. Itulah rindu. Ketika setiap keeping kenangan tidak bisa tergantikan. Bisa saja aku tuliskan seribu puisi atau sejuta lagu. Tapi tetap saja tidak bisa menggantikan kerinduanku. Kerinduanku akan kehadiranmu di sisi.
Rindu adalah satu kata sederhana. Sangat sederhana namun berjuta makna. Karena hanya senyum dan wajahmu yang bisa mengisinya. Mengisinya dari kekosongan dan membuatnya terburai, meluap. Seketika pula kerinduan itu sirna, digantikan senyuman. Digantikan tawa dan canda.
Ada seutas rindu, dalam setiap pagi yang hadir. Kerinduan yang entah dari mana datangnya. Datang tiba-tiba. Kamu muncul di dalam pikiranku, dan aku tidak bisa menghapuskannya. Setiap pagi aku jalani, setiap pagi pula semakin aku teringat, semakin lama pula aku tercekat pada setiap senyuman itu. Pada setiap tawa renyah itu.
Ada sebentuk rindu, yang terbentuk oleh benang-benang waktu. Yang tergambar lewat polesan-polesan tangan tuhan. Ya, hanya tuhan yang bisa menggoreskannya, mengadakannya, lalu memasukkannya ke dalam hati. Hingga rindu ini entah mengalir kemana.
Sekali lagi, seribu kata bisa kutuliskan. Sejuta nada bisa kumainkan. Tapi tetap tidak bisa menggantikan keberadaanmu. Hanya kamu yang bisa mengobati kerinduanku. Hanya kamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H