Mohon tunggu...
Siti Ayu Nurlita
Siti Ayu Nurlita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Undergraduate student of Public Health at Airlangga University

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tahun 2024, Mengapa Ibu Masih Menolak Memberikan Imunisasi pada Anak?

12 Juni 2024   17:32 Diperbarui: 12 Juni 2024   17:43 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Imunisasi merupakan suatu upaya untuk melindungi atau meningkatkan kekebalan tubuh individu. Imunisasi ini dilakukan dengan harapan bahwa keselamatan individu, utamanya anak dapat terjamin dan tidak mudah terjangkit suatu penyakit. Mengingat pentingnya imunisasi pada anak, maka imunisasi harus diberikan dan didapatkan oleh setiap anak secara merata. Pada tahun 2023, Indonesia tercatat sebanyak 5% atau 240.000 anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Dapat dikatakan bahwa masih banyak anak dengan resiko tinggi terjangkit penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan imunisasi (Sadikin, 2023).

Kurangnya pemenuhan imunisasi ini terjadi karena adanya faktor yang mempengaruhi, salah satunya yaitu perilaku penolakan ibu untuk memberikan imunisasi kepada anak mereka sendiri. Hal ini perlu mendapat perhatian, tidak dilakukannya imunisasi pada anak dapat membuat anak terjangkit penyakit berbahaya, seperti TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, dan Polio. Terdapat 3 hal yang menjadi penyebab para ibu menolak memberikan imunisasi pada anak.

Pertama, kurangnya pengetahuan atau pemahaman ibu tentang pentingnya imunisasi. Tidak semua ibu memiliki pengetahuan yang sama tentang imunisasi. Tingkat pendidikan ibu turut berkontribusi dalam pengetahuan yang dimiliki ibu. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi mungkin memiliki pengetahuan imunisasi dengan baik sehingga mau untuk memberikan imunisasi pada anaknya. Sedangkan ibu dengan pengetahuan rendah tentang imunisasi akan mempengaruhi tidak diberikannya imunisasi pada anak. Tingkat pengetahuan atau pemahaman ibu tentang imunisasi ini dapat mempengaruhi bagaimana ibu akan berperilaku (Mariana et al., 2018).

Kedua, adanya kecemasan yang dirasakan oleh ibu jika memberikan imunisasi pada anak. Beberapa ibu sudah paham apa manfaat dan pentingnya imunisasi bagi anak, tetapi ibu masih tetap ragu. Hal ini dikarenakan adanya pengalaman berupa setelah pemberian imunisasi, anak akan tetap sakit seperti demam atau panas. Sakit tersebut adalah bentuk efek samping yang didapat setelah dilakukan imunisasi dan sangat wajar terjadi pada anak. Namun, masih terdapat ibu yang salah mengartikan dan menganggap bahwa efek samping tersebut berbahaya bagi anak.

Ketiga, adanya kepercayaan bahwa imunisasi menggunakan bahan yang tidak halal. Isu tentang halal atau tidaknya imunisasi membuat ibu semakin yakin untuk tidak memberikan imunisasi pada anak. Dengan meluasnya informasi bahwa imunisasi mengandung babi, imunisasi program yahudi, dan imunisasi tidak ada dalam agama Islam, berdampak pada kepercayaan ibu sehingga memilih berpegang teguh pada cara hidup Rasulullah (Sulistiyani et al., 2017). Informasi tentang tidak halalnya imunisasi mayoritas berasal dari artikel yang sumber dan penulisnya tidak jelas.

Mengetahui berbagai penyebab dari perilaku penolakan ibu untuk memberikan imunisasi pada anak tersebut, pemerintah harus segera bergerak. Pemerintah perlu mencari solusi yang tepat dan cepat sehingga imunisasi bisa didapatkan oleh setiap anak secara merata di Indonesia. Tidak hanya pemerintah saja, melainkan juga peran dari tenaga kesehatan dan tokoh penting atau influencer untuk membantu mewujudkannya.

Referensi:

Kemenkes. 2023. Cakupan Imunisasi Rutin Lengkap Kini Capai 94,9 Persen. https://www.kemkes.go.id/id/rilis-kesehatan/cakupan-imunisasi-rutin-lengkap-kini-capai-949-persen [online]. (diakses tanggal 12 Juni 2024).

Mariana, N., Loriana, R., & Mustaming. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Puskesmas Wonorejo Samarinda. Jurnal Husada Mahakam, IV(6), 377–390. http://husadamahakam.poltekkes-kaltim.ac.id/ojs/index.php/Home/article/view/134/134

Sulistiyani, P., Shaluhiyah, Z., & Cahyo Bagian, K. (2017). GAMBARAN PENOLAKAN MASYARAKAT TERHADAP IMUNISASI DASAR LENGKAP BAGI BALITA (Studi di Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat , 5(1)(oktober 2017), 2356–3346. http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun