Surga Kaum Sesat
  Negaraku tersesat ulah birokrat, presiden lupa amanat. Aparat jadi alat penjerat, rakyat dipaksa bertirakat. Doa azimat putus dalam kalimat, lidah-lidah terpahat isyarat, bersuara kutukan dan umpat
  Wajah-wajah mesum nan khianat, pejabat penjahat bermufakat jahat. Melacurkan idealisme dengan sindikat, menyayat penuh pikat. Membunuh tanpa gugat, mengalirkan sungai mahzurat
  Kaki-kaki berjinjit berjingkat, menerobos sekat carat. Gurat wajah penjilat melaknat hujat, pelacur memikat tawarkan nikmat. Kutepiskan iradat ditumpukkan mayat, kembali meruwat semangat
  Semua diam mencacat dan mendebat, tangan-tangan sakat kuat mencegat. Gerogoti buas satu makulat, sungguh keparat tepikan fadilat, kemana hukum berkiblat?
  Negeriku sekarat hilang wasiat, tawa jahat menggema di penjuru jagat! Tangisan berlarat-larat lipat gelumat, makrifatku berfilsafat inayat. Akankah Indonesiaku berdaulat?
28 Mei 2020
Sayuh
Pak Supir Menulis Lepas Berjiwa Bebas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H