Mulut-mulut bersumpah serapah selayak menjumputi paksa sampah amarah berpecah. Sabda kutukan pada jiwa resah si Pahit Lidah.
Pongah membuncah singgah bertarah sesah hinggap di wajah, sebilah pedang berdebah fitnah. Perlahan nafas kuhela, menahan jengah dalam garisah.
Memamah kata menjilati ludah kadung tersebar, nurani penyabar bagai halilintar kabarkan duka kebenaran rusuk tanah tercabar. Bahu kekar memanggul lampu pijar, penerang samar.
Tercacat sudah mata liar, kala hati bertemu muka sangar melompat pagar. Menyangkal cahaya dengan paras rumangsa tegar, tautan kata di balik topeng menyambar umbar.
Wajah garong melolong sombong, menyeringai buas serupa jerangkong. Lorong-lorong jebakan tempatmu menodong, meneropong tarian jaipong suguhkan segentong bohong.
Lamongan
Sayuh
Menulis Lepas Berjiwa Bebas
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI