Mohon tunggu...
Sayo Nicky Sae
Sayo Nicky Sae Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB University

Halo! Saya adalah mahasiswa tingkat akhir program studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat yang memiliki minat di komunikasi pembangunan dan fashion. Saya senang menulis untuk membagikan ilmu yang saya miliki.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gen Z Turut Berperan Atasi Fenomena Fast Fashion di Masyarakat

30 Desember 2024   23:15 Diperbarui: 31 Desember 2024   00:00 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration by: Sayo Nicky Sae

Gen Z turut berperan dalam mengatasi fenomena fast fashion yang semakin mencekam di kalangan masyarakat.

Fast fashion merupakan isu global di mana pakaian diproduksi dalam jumlah yang besar dalam waktu yang relatif cepat dan dijual dengan harga yang murah sehingga menghadirkan dampak negatif pada industri fashion, yaitu banyaknya limbah tekstil, eksploitasi tenaga kerja, dan emisi karbon yang terjadi sejak 1960-an.

Dilansir dari situs web resmi Borgen Magazine, "Fast fashion menyumbang 10% dari seluruh emisi karbon di dunia dan merupakan industri terbesar kedua dalam hal polusi setelah industri minyak. Perusahaan fast fashion mengeluarkan 150 miliar item pakaian setiap tahunnya. Karena bahan pakaiannya murah, orang-orang membuangnya setelah beberapa kali dipakai untuk ditukar dengan pakaian baru."

Menurut Zero Waste Indonesia, sebagian besar industri fast fashion terletak di Asia dan di Negara berkembang, seperti Bangladesh, India, bahkan Indonesia. 

Gen Z, sekumpulan manusia yang lahir pada tahun 1997-2012 memegang peran penting untuk mengatasi permasalahan ini karena kedudukannya sebagai penerus masa depan. Gen Z juga memiliki potensi untuk mempengaruhi masyarakat, khususnya dalam fenomena fast fashion ini.

"Nilai tambah yang dimiliki oleh Gen Z telah menginspirasi sebuah konsep baru yang dikenal sebagai fashion bank. Secara umum, konsep tersebut merupakan tempat untuk menyimpan dan bertukar pakaian bekas. Meskipun namanya menyerupai bank konvensional yang berfungsi sebagai tempat pertukaran uang, fashion bank berbeda karena fokusnya adalah pada pertukaran pakaian," terang Good News From Indonesia dalam situs web resminya.

Selain itu, terdapat beberapa cara yang dapat diimplementasikan Gen Z untuk mengatasi fenomena fast fashion dan untuk mewujudkan industri fashion yang berkelanjutan sesuai poin SDGs ke-13 (Penanganan Perubahan Iklim), di antaranya sebagai berikut.

1. Meningkatkan Kesadaran Lingkungan

Gen Z juga dikenal sebagai generasi yang peduli dengan isu lingkungan. Sebagai generasi yang memiliki kemampuan digital, Gen Z dapat membagikan informasi dan edukasi melalui media sosial dan platform digital lainnya tentang bahayanya fenomena fast fashion beserta cara penanggulangannya kepada masyarakat luas. 

2. Menjadi Konsumen yang Memiliki Prinsip Berkelanjutan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun