Bapak Haji Kodri, seorang pengusaha kontrakan kos-kostan di Kota Bandung, khususnya di daerah Tubagus Ismail, merupakan figur inspiratif yang menarik untuk dianalisis. Lahir pada tahun 1943 di sebuah desa kecil di Jawa Timur Malang, beliau tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai kerja keras dan kejujuran. Ayahnya, seorang petani, menjadi mentornya dalam memahami moralitas dan keberanian, memberikan pondasi kuat untuk memahami esensi kehidupan.
Perjalanan hidup Bapak Haji Kodri penuh dengan perjuangan dan kemandirian. Sejak remaja, beliau telah menunjukkan kematangan dan mandiri, menjalani berbagai pekerjaan demi kelangsungan hidup keluarganya. Pengalaman kerja di bank dan di Bandara Husein, serta keterlibatannya dalam bisnis pamannya, menjadi landasan untuk pengembangan karirnya. Pada tahun 1965, Bapak Kodri dan istrinya memutuskan untuk membeli sebuah ruko kecil di Sekeloa untuk menjalankan usaha jualan sayur.
Pada saat itu, Tubagus Ismail masih merupakan daerah yang sepi, dan nilai tanahnya relatif rendah. Namun, melihat potensi yang dimilikinya, Bapak Haji Kodri dengan bijaksana membeli sebidang tanah untuk dijadikan kos-kosan. Keputusan ini terbukti tepat seiring dengan berkembangnya daerah Coblong yang menjadi pusat pertumbuhan pesat. Lokasinya yang strategis, dekat dengan perguruan tinggi, membuat daerah ini menjadi ramai dan diminati, terutama oleh mahasiswa.
Seiring berjalannya waktu, Bapak Haji Kodri terus mengembangkan bisnisnya dengan memperluas tanah yang dimilikinya di Gang Kubangsari. Kos-kosan yang awalnya dimulai dengan skala kecil, kini telah berkembang menjadi lebih dari 100 kamar dan 3 toko. Keberhasilan ini tidak hanya mencakup bisnis kos-kosan, tetapi juga menciptakan peluang untuk anak-anaknya. Salah satu anaknya berhasil menyelesaikan pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan mengelola pertanian di Jawa. Keberhasilan Bapak Haji Kodri tidak hanya tercermin dalam kesuksesan bisnisnya, tetapi juga dalam kemampuannya mendidik dan memberikan bekal kepada generasi penerusnya.
Saat ini, pada usia 80 tahun, Bapak Haji Kodri dan istrinya dapat menikmati hasil dari perjuangan dan kerja keras mereka. Setiap lebaran, rumah mereka di Kubangsari menjadi tempat berkumpul bagi keluarga. Kisah hidup Bapak Haji Kodri menjadi bukti bahwa dengan tekad, kerja keras, dan pandangan jauh ke depan, seseorang dapat meraih kesuksesan. Berikut adalah beberapa pelajaran berharga yang dapat dipetik dari perjalanan hidupnya:
1. Kerja Keras dan Kemandirian:
 Bapak Haji Kodri menunjukkan dedikasi dan kemandirian sejak usia muda. Kemampuannya untuk menjalani berbagai pekerjaan dan menghadapi tantangan hidup menjadi landasan bagi kesuksesannya di masa depan.
2. Pandangan Jauh ke Depan:
  Keputusan bijaksana untuk membeli tanah di daerah Tubagus Ismail ketika masih sepi menunjukkan pandangan jauh ke depan Bapak Haji Kodri. Hal ini menegaskan pentingnya memiliki visi yang kuat dan melihat peluang di masa depan.
3. Kreativitas dalam Bisnis:
  Mengalami perkembangan daerah seiring waktu, Bapak Haji Kodri tidak hanya mempertahankan bisnisnya tetapi juga memperluasnya. Kreativitas dalam mengelola bisnisnya membuatnya berhasil mengikuti perubahan pasar dan memanfaatkan peluang.
4. Pendidikan dan Investasi pada Anak-anak:
  Suksesnya tidak hanya terfokus pada bisnis, tetapi juga pada kesuksesan anak-anaknya. Investasi pada pendidikan anak-anak menjadi bukti nyata bahwa kesuksesan keluarga dapat mencakup berbagai aspek kehidupan.
5. Bersyukur dan Menikmati Hasil Kerja:
  Pada akhirnya, Bapak Haji Kodri dan istrinya dapat menikmati hasil kerja keras dan perjuangan mereka. Kebersyukuran menjadi kunci untuk menikmati hidup dengan damai dan bahagia.
6. Pensiun dengan Martabat:
Meskipun sudah mencapai usia 80 tahun, Bapak Haji Kodri tidak hanya menciptakan kesuksesan finansial tetapi juga memastikan dirinya dapat menikmati masa pensiun dengan martabat. Kemampuannya untuk menikmati hasil kerja kerasnya bersama keluarga merupakan contoh tentang pentingnya mempersiapkan masa pensiun dengan bijaksana.