Mohon tunggu...
Sayid LuthfiansyahKurnia
Sayid LuthfiansyahKurnia Mohon Tunggu... Freelancer - Laki-laki

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kepemimpinan dalam Persepsi dan Pencitraan

5 November 2019   14:31 Diperbarui: 5 November 2019   16:05 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Istilah kepemimpinan bukanlah kata yang asing bagi kita. Kata yang di sematkan pada setiap orang yang menjadi puncak koordinasi baik di organisasi maupun di pemerintahan. Semua orang bisa menjadi pemimpin tapi tidak semua orang mampu mempertahankan kepemimpinannya. Pemimpin merupakan faktor primer yang menentukan keberhasilan sebuah organisasi yang di pimpinnya

Dahulu,banyak orang berpendirian bahwa kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin itu merupakan ciri bawaan psikologi sejak lahir,yang khusus ada pada dirinya. Sehingga dia sidebut sebagai born leader ( dilahirkan sebagai pemimpin). Karena itu sifat-sifat kepemimpinannya tidak perlu diajarkan pada dirinya,juga tidak bisa ditiru oleh orang lain. Dia memiliki kepribadian unggul yang luar biasa dengan bakat dan charisma yang cemerlang,di samping punya bakat seni memipin yang tiada duanya. Pendapat di atas memang mengandung kebenaran. Akan tetapi pendapat seperti itu pada zaman modern sekarang sudah banyak ditinggalkan. Sebab, banyak usaha bersama yang beropersi secara kooperatif  dan mengarah pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu,sehingga dibuthkannya pemimpin. Dan pemimpin-pemimpin ini harus dipersiapkan,dilatih dan dibentuk secara berencana serta sistematis.

Namun dalam perkembangannya,kepemimpinan tidak bisa terlepas dari yang namanya pencitraan. Di zaman yang semakin canggih ini setiap pemimpin memerlukan eksistensi baik dilingkungannya maupun di lingkungan luar. Hal ini bertujuan agar ia diakui sebagai pemimpin dan dikenal oleh banyak orang, inilah pencitraan. Pencitraan adalah kata untuk orang yang  membutuhkan pengakuan baik itu pengakuan positif maupun pengakuan negatif terhadap dirinya. Pencitraan adalah sifat yang sudah melekat didalam diri setiap manusia tanpa disadarinya. Namun kata pencitraan tidak selalu buruk,ia juga memiliki sisi yang baik untuk jiwa setiap manusia,seperti jika seseorang selalu memposting apa yang dilakukannya setiap hari,mulai dari dia bangun tidur hingga tidur kembali,maka psikis dan jiwa seseorang tersebut akan merasa tenang apalagi ditambah dengan respon yang baik oleh orang-orang disekitarnya. Hal tersebut akan meningkatkan semangat seseorang untuk menjalani hari-harinya dan membagikan kebahagian-kebahagian yang ia lalui setiap harinya. Begitu pula dengan seorang pemimpin,ketika ia melakukan pencitraan dengan memposting kegiatan-kegiatan sosial yang ia lakukan sebagai pemimpin,maka ia akan mudah untuk mempertahankan kepemimpinannya dan ia mendapatkan sudut pandang yang baik dari mata masyarakat.

Banyak hal yang terjadi sehingga kata kepemimpinan hadir ditengah-tengah masyarakat saat ini. namun hal yang perlu kita ingat adalah memberikan persepsi kepada siapa pun itu tidak dilarang,tapi dengan batas kewajaran serta logika dalam memberikan persepsi harus dikedepankan. Karena persepsi sangat besar pengaruhnya terhadap lingkungan masyarakat jika persepsi itu diketahui oleh banyak orang dan masyarakat membenarkan persepsi itu, sehingga membuat pola pikir masyarakat berubah kearah yang tidak baik,baik itu kepada seseorang maupun pemimpin dan kepemimpinannya saat ini. pencitraan juga merupakan aspek yang penting dalam kepemimpinan,namun gunakanlah pencitraan itu sesuai dengan tempat dan waktunya. Karena tidak semua orang bisa menerima pencitraan ataupun pengakuan yang kita berikan setiap harinya. Oleh karena itu,dalam sebuah kepemimpinan memerlukan ilmu,agar para pemimpin dapat mengetahui dengan jelas persepsi yang sedang berkembang di zaman ini hingga pencitraan yang baik bagi seorang pemimpin dalam kepemimpinannya.

SALAM ADMINISTRATOR MUDA INDONESIA!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun