Mohon tunggu...
Sayidah Rohmah
Sayidah Rohmah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas, editor lepas

Seorang anak, istri, sekaligus ibu yang percaya bahwa pembelajaran dan keberhasilan adalah sebuah proses. Tak ada titik henti. Terus belajar dan menikmati perjalanan... Stay cool! :-)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendapat Kesempatan Lebih Karena Dia Seorang Wanita

25 Juni 2014   10:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:07 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignright" width="295" caption="Stefi Siera Ngangi"][/caption]

Dulu, wanita tak mendapat hak mengenyam pendidikan. Dulu, wanita dianggap hanya berkutat pada kasur, dapur, dan sumur. Dulu, wanita dianggap tak dapat bekerja seperti gender lainnya. Dulu, wanita tak mungkin bisa berprestasi seperti para pria. Dulu...

Sejak terbukanya pemikiran Ibu Kartini bahwa para wanita harus mendapat pendidikan yang cukup, maka akses pendidikan pun mulai terbuka untuk para wanita. Dasar pemikiran Ibu Kartini pada saat itu adalah peran penting wanita sebagai sosok pendidik anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa. Bila wanita mendapat cukup pendidikan, maka anak-anak yang dididik pun dapat diharapkan menjadi generasi penerus bangsa yang dapat diandalkan.

Setelah mendapat akses pendidikan, berbagai kesempatan lain pun terbuka bagi para wanita. Lapangan pekerjaan yang menerima wanita juga semakin banyak tersedia. Para wanita pun mulai dapat menorehkan prestasi di berbagai bidang. Kalau dulu wanita sebagai pihak yang terbelakang, kini telah berbeda. Pemikiran masyarakat mulai terbuka dan memandang wanita dari sudut yang berbeda.

Stefi Siera Ngangi menjadi salah satu wanita yang mendapat keuntungan karena keterbukaan pemikiran masyarakat tentang sosok seorang wanita. Bukan sekedar keuntungan, Siera bahkan mendapat kesempatan yang lebih besar justru karena ia adalah seorang wanita. Sejak kecil Siera telah mendapat berbagai pengalaman berharga, menorehkan prestasi, dan mengenyam pendidikan di berbagai negara.

Keberuntungan Siera berawal dari pemikiran orang tuanya akan kemandirian seorang wanita. Menurut mereka, seorang wanita akan tumbuh dewasa lebih cepat dibanding laki-laki. Atas dasar pemikiran itu, orang tua Siera pun berani mengirim anak ketiga dari lima bersaudara ini untuk bersekolah di luar negeri dibanding keempat saudaranya yang semua laki-laki. Dengan berbekal kepercayaan bahwa anak gadisnya akan mampu mengurus diri sendiri, maka Singapore menjadi negara tujuan Siera untuk bersekolah sejak lulus dari Sekolah Dasar.

Harapan orang tua agar Siera mendapat pengetahuan dan wawasan akan dunia luar tampaknya tak sia-sia. Siera diterima di dua sekolah sekaligus di Singapore. Tak cukup dengan itu, tak lama kemudian Siera mendapat kesempatan menjalani pertukaran pelajar ke New Zealand. Ketika saatnya memasuki jenjang SMA pun, Siera menjalaninya di dua sekolah di Canada.

Lulus dari sekolah di Canada, Siera kembali ke Indonesia dan tak berhenti menorehkan prestasi. Sembari menjalani pendidikan di London School of Public Relation, Jakarta, Siera mendirikan sekolah sendiri. Dunia seni tari, ballet, dan modelling yang digeluti sejak umur enam tahun semakin didalaminya dengan mendirikan Stefie’s House of Creativity, sanggar kreativitas seni yang menyediakan kelas pelatihan ballet, modern dance, traditional dance, dan modelling.

Selain mengelola Stefie’s House Creativity bersama para staf ahlinya, Siera pun menjadi pemimpin di KiwiKids Preschool & Kindergarten dan Kiwi School. Tak tenggelam dalam rasa puas, Siera kini juga mendalami ilmu dalam bidang pendidikan di Modern Montessori Internasional di Jakarta. Mimpi Siera selanjutnya adalah terus mengembangkan sekolah yang dikelolanya hingga kelak bisa membangun sebuah gedung pertunjukan yang dapat berfungsi memuat semua kegiatan edukasi anak-anak dan juga performance, baik ballet, teater, dan kegiatan seni lainnya. Semangat terus mengejar ilmu, Siera! Semangat mengejar mimpi, wanita Indonesia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun