Keripik singkong jelas merupakan camilan sehari-hari rakyat Indonesia. Sedangkan pizza yang identik dengan Italia dan kebab yang identik dengan Turki, ternyata juga berasal dari Indonesia. Bagaimana bisa?
Warga Indonesia yang sedang berada di Malaysia mungkin akan menemukan outlet pizza, camilan keripik singkong, dan kebab turki asal Indonesia. Ketiga jenis makanan tersebut memang produk Indonesia yang berhasil merambah pasar internasional. Brand yang diusung oleh ketiganya ialah Piramizza, Spicy Granny, dan Kebab Turki Baba Rafi.
Piramizza menawarkan pizza dengan konsep easy to eat yang unik. Gabungan antara kata ‘pizza’ dan ‘piramida’ menghasilkan pizza yang berbentuk piramida. Tak seperti layaknya pizza lain yang berbentuk loyang, Piramizza menghadirkan pizza berbentuk cone sehingga konsumen lebih mudah mengkonsumsi. Produk dari PT. Baba Rafi Indonesia ini telah merambah pasar Malaysia.
Spicy Granny mungkin tak terlalu dikenal di Indonesia. Tapi bila mendengar kata ‘Maicih’, masyarakat pasti langsung teringat dengan keripik singkong dengan level-level kepedasan yang ditawarkan. Keripik singkong asal Bandung itu menggunakan brand Spycy Granny untuk merambah pasar Internasional. Jederal Maicih, sebutan untuk agen penjualannya, kini telah tersebar di Singapore, San Fransisco, Sydney, dan segera menyusul Kuala Lumpur dan Bangkok. Ke depannya, Spicy Granny akan melebarkan sayap lebih lebar ke negara-negara lain.
Kebab yang sukses menguasai pasar Indonesia dengan merek Kebab Turki Baba Rafi juga telah go international. Tujuh buah outletnya telah tersebar di Malaysia. Selanjutnya negara yang dibidik adalah Filipina.
Kesuksesan ketiga brand lokal tersebut dalam mengenalkan produknya ke manca negara semestinya membuat para pengusaha Indonesia semakin bersemangat dalam mengembangkan bisnisnya. Tak kalah dengan produk asing yang telah banyak bertebaran di negeri sendiri, produk Indonesia pun bisa menguasai pasar global.
Tangan yang membawa ketiga merek tersebut untuk go international adalah seorang pemuda Indonesia yang kemampuannya dalam pemasaran global telah diakui dunia internasional. Wempy Dyocta Koto, CEO dari Wardour and Oxford, adalah putra Sumatera Barat yang memperoleh gelar sarjana di bidang komunikasi dari University of Technology, Sydney, dan Master of International Studies dari University of Sydney.
Pengalaman kerjanya sebagai pemimpin tim peluncuran produk dan pelayanan global dari berbagai merek terkenal semakin mengasah keahliannya. Perusahaan yang pernah ditanganinya antara lain adalah American Express, Sony, Nokia, Citigroup, Samsung, SAP, LG Electronics, dan masih ada lainnya. Setelah sempat tinggal di Singapura, Hongkong, London, San Fransisco, dan New York, kini pebisnis handal ini memutuskan tinggal di Jakarta. Misinya adalah untuk membantu memajukan dunia bisnis Indonesia. Selain ketiga produk yang telah disebutkan sebelumnya, Wempy bersama perusahaan Wardour and Oxfordnya juga menangani pengembangan bisnis dari Ayam Bakar Mas Mono, Bebek Garang, Sour Sally, Super Wash, Thinker Games, dan cafe donat Double Dipps.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H