Sedih rasanya hati ini ketika tidak sengaja melihat gambar bangkai ikan Paus Sperma yang terdampar di Wakatobi, Sulawesi Utara pada 18 November 2018 lalu. Paus tersebut mati karena banyak menelan sampah plastik yang dibuang di lautan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab.Â
Aku coba memberanikan diri mencari informasi laij tentang apa yang dialami oleh para hewan laut melalui mesin pencarian gambar di google dengan kata kunci "dampak sampah plastik bagi hewan laut", dan gambar-gambar yang muncul.... mengejutkan! Semakin rapuh saja diri ini karena apa yang terjadi di lautan sana sangat mengerikan bagi makhluk hidup lainnya sama seperti kita "manusia".
Indonesia tempat dimana aku dibesarkan ternyata memiliki peranan penting yang turut menjadi kontributor sampah plastik terbesar di dunia. Hal ini mengingatkanku pada pengalaman pribadi disekelilingku tentang sebagian pola hidup masyarakat Indonesia yang memang cenderung apatis dalam mengelola sampah plastik konsumsi pribadi, termasuk aku ini yang juga sering lupa diri.
Aku merupakan salah seorang alumni dari Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Bandung, disekolahku dulu ada suatu aturan yang mengharuskan seluruh siswanya untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan membuang sampah pada tempatnya. Meski demikian namun masih ada saja teman-temanku yang sering sembarangan dalam membuang sampah plastik.
Aku dan beberapa temanku memang terbiasa memastikan diri untuk tidak turut membuang sampah disembarang tempat karena alasan agar tidak terjadi banjir yang seringkali mampir setiap musim hujan di beberapa titik wilayah Kota Bandung. Aku dan temanku rasanya tidak sampai terfikir jika sampah plastik yang sering kami gunakan akan sangat berdampak pada ekosistem di lautan hingga menjadi polusi bagi hewan dan microorganisme.
Sebenarnya jika setiap manusia memiliki kesadaran dari dirinya sendiri dan terus merenungi dampak dari setiap perbuatan salah yang seringkali kita lakukan dengan sudut pandang yang luas, tentu nurani setiap dari kita tidak akan tega membiarkan ada makhluk hidup lainnya menderita karena ulah tidak bertanggung jawab yang kita lakukan.Â
Namun karena rendahnya minat membaca masyarakat kita ditambah kurangnya kesadaran diri untuk bersemangat menjadi dari bagian perubahan lingkungan yang lebih baik membuat pola hidup yang merusak lingkungan dan kesehatan masih belum bisa terselesaikan.
Aku tau tidaklah banyak yang bisa aku lakukan untuk mengurangi penderitaan makhluk hidup yang terdampak oleh pola hidup manusia yang tidak sehat dan cenderung merusak lingkungan. Sebagai bentuk empatiku dan rasa maafku oleh ulahku sendiri kepada mereka mereka, hal itu hanya mampu aku lakukan dimulai dari diri sendiri. Itu lebih mudah bagiku untuk melakukan langkah kecil yang sederhana.
Langkah kecil lainnya yang dapat aku lakukan adalah dengan memberi edukasi ringan kepada adik kandungku yang berusia balita untuk senantiasa membuang sampah pada tempatnya dan menjelaskan secara sederhana sesuai nalar seusianya tentang bahaya yang bisa terjadi jika manusia terlalu konsumtif terhadap penggunaan kemasan plastik dan tidak membuang sampah pada tempatnya.
Lebih mudah rasanya berkomunikasi dengan anak kecil tentang mengapa perlunya membangun kesadaran diri untuk menjaga kesehatan lingkungan. Karena dengan hanya menunjukan gambar bangkai ikan Paus Sperma yang mati akibat sampah plastik.Â