Entah karena sugesti pengalaman masa kecil atau bukan, pada akhirnya Tuhan pun memilihkan seorang istri dari Muhammadiyah. Saat ini, aku bahkan ikut ditarik dalam kepengurusan Muhammadiyah tingkat Cabang di Pekalongan.Â
Tetapi aku tetap pengagum Gus Dur, Â KH Hasyim Muzadi, Cak Nun, Gus Mus, dan tentu saja Gus Baha. Saya menyukai khazanah keilmuan klasik ala NU yang kaya dan terawat, tetapi saya juga suka dengan pemikiran ala Muhammadiyah yang egaliter dan visioner.
Kalau sesekali NU dan Muhammadiyah bersitegang karena satu dan lain hal, ingatan saya pun kembali ke masa kanak-kanak, saat Mbah dan Paman saling perang pengaruh tanpa bermusuhan, saat mereka berdiskusi dan berdebat tetapi bersaudara dengan nikmat.Â
Karena Muhammadiyah dan NU adalah saudara tua, sama-sama pendiri Republik, sama-sama pengisi kemerdekaan yang konsisten, sehingga keributan sesaat adalah lumrah. Bukankah para pendirinya, KH Ahmad Dahlan dan Syaikh Hasyim Asy'ari juga banyak dipetemukan oleh guru yang sama. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H