Mohon tunggu...
asfar mahbub
asfar mahbub Mohon Tunggu... Wiraswasta - influencer

seorang santri, NU tulen, sedang membangun masyarakat lewat Madin dan TPQ

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Sekedar Membeli Takjil

21 Maret 2024   22:44 Diperbarui: 21 Maret 2024   22:48 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sore Hari , Madiun Pasar kajang selatan rumah kirun

assalamualikum sobat kompas, tak terasa bulan ramadhan sudah berjalan hampir satu mingguan Kira-kira sobat Kompas sekalian sudah mendapatkan apa saja selama Roman bulan Ramadan kali ini nah kali ini saya menjumpai tempat yang sebelumnya kosong sekarang banyak ramai penjual mulai dari es cendol es dawet Es Oyen  dan lain sebagainya. kemudian ada juga banyak macam makanan seperti pentol pentol goreng Sempol ayam bahkan berjajar kanan kiri penjual pentol yang sangat ramai Alhamdulillah sore kali ini saya membeli beberapa takjil yang akan kami makan nanti ketika berbuka berbuka puasa sepertinya hanya membeli namun itu adalah bentuk sedekah kita kepada para penjual kaki lima yang ada di pinggir jalan yang ikut serta meramaikan pertahanan di kala Romadhon tahun 2024 ini.

Alangkah senangnya bisa melihat senyum gembira dari wajah para penjual-penjual yang dagangannya laris

 saya bertemu dengan penjual es dawet yang hanya murah sekali dijual sekitar 3 ribuan per porsi Alhamdulillah Ketika saya tanya Kepada beliau bahwa Alhamdulillah Setiap hari selalu habis terjual bahkan tidak hanya itu saja Beliau juga ikut senang karena bisa memberikan suguhan takjil walaupun tidak gratis kepada orang-orang yang ada di pinggir jalan. Banyak sekali orang-orang yang Alhamdulillah mendapatkan keberkahan Ramadan bulan Ramadan lewat cara berdagang mungkin yang awal omsetnya hanya sedikit sekarang menjadi berkali-kali lipat dan bahkan banyak penjual yang belum saya ketahui tiba-tiba ada yang di situ. bahkan ada yang penjual yang dari Ngawi yaitu penjual martabak mini yang dihargai per porsi hanya 5000 dengan satu telur ditambah beberapa bumbu kemudian ditutup dengan dua kulit lumpia Namun sepertinya untuk penjual baju fashion atau hal lain yang berkenaan dengan pakaian sepertinya belum mendapatkan pelanggan yang banyak biasanya kalau sudah menjelang lebaran akan banyak orang yang membeli pakaian baru

Kalau zaman saya nyantri dulu  entah itu pedagang kecil maupun pedagang yang sudah ramai penjualnya kita tetap harus menghormati mereka bagaimanapun juga 

secara fiqih mereka sudah berupaya untuk mencari rezeki yang halal dengan tidak cara yang mencuri menipu atau mengambil hak orang lain tanpa izin

 walaupun mungkin untuk penjual yang sedikit pelanggannya maka uangnya kecil namun keberkahan akan tetap selalu mengalir kepada orang-orang yang enggan atau menjauhi dari maksiat karena di bulan Ramadan orang yang berbuat baik akan selalu dilipatgandakan kebaikannya sebaliknya orang-orang yang berbuat buruk maka akan dilipatgandakan keburukannya ketika kita membeli dagangan mereka Maka niatkanlah shodaqoh hal ini sepertinya sangat remeh kita andaikan saja Apabila kita beli es tadi seharga Rp3.000 sepertinya uang Rp3.000 untuk kita sangat remeh sekali namun, bagi mereka bagi para penjual 3000 adalah uang yang bisa digunakan nanti untuk menyekolahkan anak mereka membantu keluarga mereka dan membeli rezeki yang akan digunakan untuk makan mereka tentunya hal ini akan berdampak positif kepada mereka. karena dengan ini juga kita juga mencegah mereka dari sesuatu yang haram sebab kalau kita tidak membeli dagangan mereka lalu dagangan mereka sepi dan bangkrut  pasti kalau orang yang tidak kuat imannya maka akan melakukan hal-hal yang dilarang Allah seperti mencuri dan lain sebagainya

Kesimpulannya adalah  ketika Anda membeli takjil berarti anda telah bersatu bersedekah kepada penjual tersebut dan jangan lupa selalu perbanyak kebaikanmu di bulan Ramadan kali ini Siapa tahu kita tidak akan bisa menemui Romadhon di tahun berikutnya wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun