PP. Alhidayah tretek pare kediri: ikut mondok kilatan kitab hadistÂ
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh sobat Kompas di manapun berada Semoga kalian dilancarkan segala urusanya,kali ini kita akan membahas mengenai salah satu pondok pesantren yang ada di Kediri, berbicara tentang Kediri tentu kita akan menjumpai di sana banyak pondok pesantren besar, maupun kecil antara lain Pondok Pesantren Lirboyo,Pondok Pesantren Al Falah Ploso, kemudian pondok pesantren semen petuk,kemudian juga ada Pondok Pesantren Al Hikmah purwoasri.
Kediri memang tak pernah lepas mengawal pembangunan masyarakat Indonesia lewat pondok pesantren, ada banyak pondok pesantren di Kediri, ada juga yang unik bahkan ada juga yang seperti halnya Pondok biasa namun setiap Pondok tentu memiliki karakteristik serta budaya masing-masing.
Sejarah berdirinya PP al hidayah tretek pare kediri
tepat di daerah Pare kediri  ada sebuah pondok pesantren  yang sangat unik, Pondok tersebut bernama Pondok Pesantren Al Hidayah atau anak-anak di sana menyebutnya biasanya Pondok tretek, Pondok ini merupakan Pondok yang dulu dibangun oleh Romo Kyai Juwaini Nuh, Tanah yang sekarang dibangun untuk pondok merupakan wakaf untuk Hadrotus syeikh hasyim asyari pendiri pondok tebu ireng sekaligus rois akbar nahdatul ulama.
Pondok Pesantren Al Hidayah sekarang memiliki sekitar 40-an sampai 50-an Santri yang berasal dari berbagai daerah, penulis sendiri bertemu dengan santri asal Lamongan, Magelang, Pulau Bawean, Madura, Kediri para santri tersebut ternyata Sebelumnya sudah pernah nyantri di tempat lain, ada yang memang karena keinginan sendiri ada yang karena memang amanah dari Kyai Pondok sebelumnya, untuk melanjutkan pendidikan. di pondok tersebut pembelajaran sekarang masih berlanjut walaupun santri di sana surut namun semangat mencari ilmu di sana tidaklah pernah surut.
Sejarah Romo kyai Juwaini Nuh
Romo kyai Juwaini Nuh  beliau lahir pada tahun 1915 di daerah sedan sarang beliau merupakan putra kedua dari empat bersaudara yakniÂ
- Zainal Arifin yang bertempat tinggal di sedan kemudian
- Romo Kyai juwaini nuh ini yang bertempat tinggal di Pare
- Fauzan yang bertempat tinggal di sedan
- Â muslim yang bertempat tinggal di sedan
Romo yai Juwaini memiliki 11 orang putra putri :
- 1.H.Ahmad Chuzaimah ,memperistri Luluk Tunjiati.Kemudian menetap di Semanding Tertek Pare,
2.Siti Hajar,di peristri oleh KH.Suyuthi(Kasim Wlingi Blitar).
3.Sholichah,di peristri MasykuriNoor.alm (Semat Jepara JawaTengah)
4.Ahmad Nizar,menetap di Tulungrejo Pare Kediri.
5.Siti Robi'ah,di peristri Kyai Munir(Genteng Banyuwangi),menetap di Tertek Pare Kediri.
6. Kholisoh ( wafat masih kecil )
7.Mohammad Nuh,menetap di Tertek Pare Kediri.
8.Agim Hamzah,memperistri Mustaghfiroh(Peterongan Jombang).
9.Siti Mudzi'ah,di peristri Kyai Bisri Musthofa.alm(Nepen Canggu Pare)
10.Baidho'Â ,di peristri KH.Mashudi(PP.almuslih,Tanjungtani Prambon Kediri)
11.Thoifur ,meninggal saat masih bayi.
untuk nasabnya ialah juwaini nuh Bin Abdurrahman Bin Tuba Bin Husein, beliau lahir di desa di Dusun Demang Sidorejo keras sedan Rembang Jawa Tengah. semasa kecil beliau telah ditinggalkan oleh ayahnya Kemudian beliau diasuh oleh Syekh Hamzah syatho' (yang merupakan cucu dari pengarang kitab iainatut thalibin) dari sinilah beliau menimba banyak ilmu dari seorang yang sangat ahli ilmu agama. selain itu beliau juga menjadi murid dari Mbah yai ma'sum lasem, beliau juga menjadi murid kesayang nya hadrotus syaikh hasyim asyari, dan pernah menggantikan ngaji kitab hadist, ihya, dan kitab shohih muslim ketika beliau berhalangan, semasa di tebu ireng beliau tinggal disebuah kamar yang keramat, karena semua yang tinggal dikamar itu kelak akan menjadi orang besar. Termasuk yang pernah tinggal dikamar tersebut antara lain :
- mbah yai abu fadhol senori
- mbah yai muhid muzadi
- mbah yai juwaini nuh
selesai belajar di tebu ireng beliau lantas dinikahkan dengan putri kyai hannan banaran pare kediri yaitu ibu nyai aisyah dan tinggal di jombok sampai memiliki 2 putra. Romo yai Juwaini Nuh juga sahabat dekat romo yai Mahrus Ali Lirboyo
semasa kepemimpinan beliau Pesantren ini, mengalami perkembangan yang sangat pesat ada hampir 30 kotakan atau kamar yang penuh semua, bahkan banyak santri juga yang tidak mendapatkan kamar sehingga tidur di mushola, diantara para santri-santri tersebut banyak santri  yang menjadi kyai besar, belajar Kepada beliau antara lain ialah :
- Kyai Haji Ali Shodiq Umam pondok pesantren Hidayatul Mubtadiin Ngunut Tulungagung
- Kyai Haji Anwar sirad pengasuh pondok pesantren Nurul dholam Bangil Pasuruan
- Kyai Haji Husairi almarhum mojosari Mojokerto
- Kyai Haji Aam Bajuri mendirikan Islam Madinatul Ulum campuran darat Tulungagung
- Kyai Haji Abdul Ghofur pengasuh pondok pesantren Sunan Drajat
- Kyai Asrori Al Ishaqi yaitu pengasuh pondok pesantren Al Fitrah Surabaya dan menjadi Mursyid thoriqoh qodiriyah wanaqsabandiyah.
- Kyai Haji Mahrus Ali pondok pesantren Sunan Kalijogo Banyuwangi dan masih banyak lagi