Mohon tunggu...
Nurul Fauziah
Nurul Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai tulis-menulis

Alumni Ilmu Sejarah FIB UI. Mencintai Literasi dan Musik. Menggemari Film dan Anime. Menulis untuk Bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Dilema Bystander Effect dalam "The Witness", Teror Psikopat terhadap Para Saksi Mata

8 November 2021   19:59 Diperbarui: 8 November 2021   22:56 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Han Sang Hoon dan Polisi | Source: netflix.com

Sebab melalui pengembangan karakternya yang cenderung lambat, kita sebagai penonton sengaja dituntun untuk mengasihaninya sebagai saksi kunci.

Karakter Sang Hoon yang dilematis jelas bersumber dari trauma nyata atas peristiwa tragis yang apesnya Ia saksikan sendiri.

Tentu saja Ia seharusnya bertindak benar dan adil secara norma dan nilai-nilai yang berlaku. Namun saya kira Sang Hoon juga “dengan wajarnya” memikirkan keluarganya sendiri.

Justru saya merasa aneh dan sangsi apabila karakter Sang Hoon langsung digambarkan heroik dan mau-mau saja bekerja sama dengan polisi.

Layaknya menaiki wahana roller coster, sebenarnya selalu ada titik di mana Sang Hoon memiliki kesempatan besar untuk menghubungi atau menyatakan kesaksiannya pada detektif.

Akan tetapi sebagaimana template film thriller biasanya, selalu pula ada momen di mana si protagonis justru terhalang atau dihalangi oleh aspek-aspek kecil yang membuyarkan semuanya. 

Hal tersebut biasanya berguna untuk menunda para protagonis menangkap sang villain. Meski terkadang tidak logis, namun elemen semacam itu berguna sebagai bumbu penyedap ketegangan yang ada.

Mungkin apabila kita meninjaunya dari sudut pandang korban, Kitty Genovese misalnya, apa yang dilakukan Sang Hoon memang laknat tidak masuk akal.

Namun ketahuilah wahai saudara sekalian bahwa ada yang jauh lebih asem dari Sang Hoon, yaitu para penghuni apartemen yang apatis dari sononya.

Ada satu scene ketika seorang anak SMA dengan polosnya memberi kesaksian pada polisi, bahwa ia mendengar teriakan seorang wanita pada pukul dua pagi.

Namun saat ia hendak mengeceknya, lampu rumahnya malah dimatikan oleh sang ibu. Lantas ketika polisi bertanya lagi untuk memastikan, Ibu si anak ini datang dan meneriakinya untuk langsung masuk mobil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun