Mohon tunggu...
Alfian
Alfian Mohon Tunggu... Insinyur - Setengah Insinyur

Nulis suka - suka, suka-suka yang nulis. Kadang baca dan kadang nulis. Iseng baca, iseng nulis, suka iseng-iseng. Dulunya peneliti, sekarang cukup jadi penikmat kopi, pemerhati transportasi, dan perkara literasi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Lorem Ipsum dan Seterusnya, Apa Itu?

4 Februari 2022   20:07 Diperbarui: 4 Februari 2022   20:08 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat."

Bagi yang sering mencari template desain dokumen online pasti sudah tidak asing, karena kata-kata itu hampir pasti ada di setiap template. Saya pun penasaran sebenarnya itu apa? Atau setidaknya darimana asalnya? Rasa penasaran memunculkan keinginan iseng mencari jawaban. Hasil googling pertama langsung bertemu dengan lipsum.com yang menjelaskan cukup rinci dari mana istilah itu berasal dan tujuan penggunaannya.

Apa itu? 

Kalimat- kalimat tersebut merupakan sebuah dummy text yang digunakan dalam bidang percetakan sejak tahun 1500-an. Saat ini telah digunakan dalam berbagai bidang yang terkait dengan desain visual. Kita dapat dengan mudah menemukannya saat mendownload sebuah template seperti word prosesor, blog, maupun website.   

Apa tujuannya?

Teks "tidak beraturan" tersebut berguna untuk mengalihkan perhatian dari pembaca atau pihak yang hanya ingin melihat aspek visual dari suatu desain atau layout yang mengandung teks tanpa terganggu dengan teks itu sendiri. Contoh mudah adalah ketika kita membaca majalah atau koran, anggaplah niat awal hanya ingin melihat layout namun pasti pandangan seperti tertarik membaca berita yang tertulis. Dengan "teks yang tidak beraturan" dan seolah tidak bermakna itu, maka perhatian kita tidak teralihkan dan fokus dengan desainnya.

Dari mana asalnya?

Teks atau paragraf tersebut sebenarnya tidak benar-benar random, tapi memiliki makna. Seorang professor dari Universitas Hampsen-Sydney Virginia melakukan penelitian yang menemukan jika teks tersebut berasal dari sebuah kitab lebih dari 2000 tahun yang lalu yang ditulis oleh filsuf dan sastrawan Romawi bernama Marcus Tullius Cicero tentang teori etika.

Awalnya bertanya tanya mengapa menggunakan kalimat-kalimat itu, namun akhirnya menyadari dan terbukti bahwa teks tersebut telah berfungsi sebagaimana mestinya, termasuk pada saya yang tidak mempedulikan apa yang tertulis dan hanya fokus ke desain yang dicari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun