Save the Children Indonesia - Yayasan Sayangi Tunas Cilik mengajak 800 Warga Kalibaru ikuti Simulasi Tanggap Darurat Bencana Banjir. Warga Jakarta dihimbau agar siap siaga menghadapi bencana banjir. Tren kenaikan genangan air dan frekuensi hujan yang selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya merupakan salah satu hal yang perlu di perhatikan oleh seluruh warga Jakarta, terutama di wilayah yang rawan banjir.
Banjir 2015 lalu, meski genangan air hanya mencapai ketinggian 30 – 50 cm di beberapa lokasi di RW. 02 dan RW. 013 Kalibaru Timur, Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, tetapi akses jalan menuju Kalibaru Timur tertutup, tak jarang warga yang mengungsi sulit mendapatkan bantuan dasar seperti makanan, obat – obatan, dan pakaian. Dan anak – anak pun tidak dapat bersekolah karena akses dan sekolah yang terkena dampak banjir.
Pengalaman tersebut, memotivasi masyarakat sekitar untuk bisa merespon bencana secara mandiri paling tidak 1 x 24 jam, sebelum bantuan professional baik dari pemerintah maupun lembaga atau organisasi lainnya datang.
Tanggap darurat yang efektif terhadap kebutuhan kemanusiaan di awal krisis tergantung pada tingkat kesiapan dan Perencanaan antar sektor pemerintah, sekolah, lembaga serta masyarakat.
Save the Children – Yayasan Sayangi Tunas Cilik melalui program pengurangan risiko bencana dan sekolah aman mendampingi masyarakat dan sekolah untuk menyusun dokumen kedaruratan terhadap bencana banjir. Dokumen ini diharapkan dapat secara efektif dan efisien diterapkan pada saat terjadi tanggap darurat bencana baik di sekolah maupun di masyarakat.
Dokumen kedaruratan diujikan dalam bentuk simulasi tanggap darurat bencana banjir yang melibatkan lebih dari 800 warga kalibaru timur – Kecamatan Cilincing. Selain Warga RW 02 dan RW 013, terlibat juga unsur sekolah dampingan program sekolah aman yaitu MIS Al – Barkah dan SDS Pantai Indah, serta unsur pemerintah terkait, LSM, BPBD DKI Jakarta, dan Palang Merah Indonesia.
Hasil akhir yang diharapkan dari praktik simulasi ini adalah dapat diketahui, dipahami dan didukungnya praktik kesiapsiagaan bencana yang sudah terbangun oleh berbagai pihak, sehingga upaya tanggap darurat bencana dapat menyeluruh dan hak setiap orang terutama anak untuk mendapatkan perlindungan serta pendidikan disaat darurat tetap terpenuhi dengan baik.
Didiek Eko Yuana, Jakarta Utara Program Manager Save the Children – Yayasan Sayangi Tunas Cilik mengatakan, “Kegiatan ini kami rangkai sebagai gerakan edukasi, serta motivasi untuk meningkatkan kesadaran & kesiapsiagaan bencana yang saat ini sulit diprediksi, bahkan hampir setiap awal tahun terjadi banjir”.