Mohon tunggu...
Om asbun
Om asbun Mohon Tunggu... -

Menulis apa saja, kehidupan terlewati tulisan tertinggal...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saya Dukung Capres yang Menjaga Rupiah!

30 Mei 2014   09:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:57 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Capres seluruhnya berusaha mengambil hati calon pemilih. Dari janji menaikkan gaji bagi guru maupun buruh. Memberikan tunjangan ini itu. Percayalah itu semua percuma !

Mengapa ? karena jika biaya hidup naik, percuma saja. Pengalaman, saat gaji buruh naik, gaji PNS naik, harga biaya juga ikutan naik bukan ?

Lain halnya jika ada capres ada yang berani bilang, saya akan menjaga nilai Rupiah, di kisaran 10 ribu hingga 8 ribu. Tanpa gaji naik pun, harga-harga sandang pangan papan akan turun. Karena kebanyakan dari biaya nya itu, dalam unsur mata uang asing USD. Entah itu produksi dalam negeri maupun luar negeri. Karena sebagian besar bahan mentah dan bahan bakunya adalah Import yang dinilai dengan mata uang asing.

Contoh : Pupuk ? bahan kimia import USA dan Eropa. Kedelai dan Terigu ? kita import dari USA. Daging dari Australia. Beras dari Vietnam dan Thailand. Bahan katun ? import. Mobil dan motor ? ATPM masih mengkaitkan dengan kurs USD. BBM - bensin import dari Singapore. Bahkan percaya atau tidak percaya LPG Pertamina dan listrik PLN pun  sebenarnya mencharge pelanggannya dengan tarif USD yang dirupiahkan.

Jadi wahai Capres, beranikah anda berjanji menjaga nilai Rupiah ?, selama 5 tahun anda berkuasa kelak. Berilah kisaran kurs yang akan anda capai. Jika dibawah kurs hari ini, 11.500, misalnya 10 ribu saja, selain lebih gampang menghitung, dipastikan harga-harga yang dibayar oleh masyarakat juga turun, biaya hidup juga turun. Rakyat senang ! Namun jika gagal, anda harus juga bertanggung jawab dengan mengatakan... SAYA MUNDUR !, bukan malah mengatakan Rupiah dikerjai spekulan asing ! konspirasi asing !.

Selama ini Capres hanya gembar gembor akan menjaga NKRI !, akan menguasai sumber daya dalam negeri tidak jatuh ke asing ! tetapi tidak pernah gembar gembor menjaga nilai Rupiah ! padahal harga diri sebuah bangsa juga dinilai dari mata uanganya ! Nilai sebuah bangsa adalah nilai mata uangnya. Tidak heran, asing suka belanja SDA di Indonesia, karena rupiah yang 'murah' dan suka dilemahkan oleh pemerintahnya. Karena setiap Rupiah turun dibikin alasan oleh pemerintah peluang untuk eksport ! atau untuk menarik investasi Luar Negeri ? alias menjual murah Indonesia bukan ?

Selama ini Rupiah selalu dikorbankan demi pembangunan ekonomi. Dengan alasan mendorong eksport dsbnya. Mengapa Singapore, salah satu negara dengan focus eksport tidak melakukan hal yang sama ?. Singapore jika mata uang melemah 10 % warga negaranya pada protes ! pemerintahnya was was... mereka tidak pernah melemahkan mata uangnya SGD untuk tujuan agar eksport lebih mudah, atau menarik investasi asing !

Atau kita memilih saja seperti Timor Leste, tidak usah pusing ! memakai mata uang USD.

Tidaklah usah wahai para capres, gembar gembor membuat Indonesia menjadi macan asia, naga aisa, harimau asia... percuma jika Rupiah tidak dijaga. Naga Asia, Tiongkok, mata uangnya disegani ! Begitu pula dengan Jepang. Macan Asia, Taiwan, Hongkong, Singapura, mata uangnya dimanapun dijual. Indonesia ? Rupiah malah disangka Rupee India. Di money changer Hongkong, tidak ada kurs untuk Rupiah.

Wahai capres, wahai para timses ekonomi capres, beranikah ke depan anda menyebut "KITA AKAN JAGA RUPIAH, KITA AKAN JAGA NILAI NYA INDONESIA ! RUPIAH !". (tentu dengan segala konsekuensi anggaran APBN...).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun