Mohon tunggu...
Ajid Ajidin
Ajid Ajidin Mohon Tunggu... -

saya sama dengan kebanyakan manusia yang ada di dunia ini. sharing ide merupakan jalan untuk berbagi dalam pengetahuan. kompasiana adalah universitas terbuka untuk ajang sharing informasi dan ilmu pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Datang Wahai Kekasih Pujaan Hati

2 Agustus 2010   06:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:23 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Betapa bahagianya ketika seseorang sekian lamanya berpisah dengan kekasih, kemudian bertemu kembali dengan kekasih pujaan hatinya. Tidak bisa dibayangkan bagaimana sebuah kerinduan dan kemesraan yang selama ini terbendung bisa ditumpahkan. Begitu juga, kerinduan yang pernah dirasakan nabi Ya’kub as. Ketika seorang putra yang sangat dicintainya pergi tanpa ada kabar berita. Yaitu, nabi Yusuf yang dijatuhkan kedalam sumur oleh saudara-saudaranya sendiri. Di sebabkan, ke-iriannya mereka terhadap nabi Yusuf yang lebih dicintai oleh ayahnya. Sekian lamanya nabi Ya’kub menderita, karena terpisah dengan nabi Yusuf. Namun, Tuhan mempertemukan kembali setelah nabi Yusuf menjadi seorang Menteri di Mesir. Dan akhirnya, kerinduan itupun terhapus sudah.

Persis hal itu, sama terjadi pada manusia pertama yang di turunkan Tuhan kealam semesta. Kemudian, keduanya sekian lama dipisahkan oleh Tuhan hanya karena satu kesalahan. Pasti kerinduan yang di alaminya sangat mendalam. Betapa tidak? Ketika nabi Adam hidup di Surga seorang diri saja, merasa kesepian. Dan pada akhirnya beliau me-requets pada Tuhan, agar diberikan seorang teman hidup. Namun, setelah teman hidupnya diberikan Tuhan, yaitu Siti Hawa. Lalu, dipisahkan kembali dalam kehidupan yang serba baru di alam semesta. Apa coba yang bisa anda bayangkan, kesedihan, penyesalan atas kesalahan yang telah dilakukan, serta kerinduan yang amat mendalam ingin bertemu dengan sang kekasih pujaan hatinya. Walaupun, pada akhirnya Tuhan mempertemukan kembali keduanya setelah sekian lama berpisah. Dan keriduan itu pun, pada akhirnya sirna dengan sebuah pertemuan.

Sebentar lagi kekasih kita yang selalu kita rindukan akan datang. Hanya dengan itungan hari kerinduan itu akan terhapuskan. Mari kita sama-sama jemput kekasih kita yang selama ini kita rindukan dengan penyambutan yang hangat. Apa saja kita lakukan, demi kekasih kita tercinta untuk memulyakan, menghormati, mengagungkan, menyapa, sekaligus untuk mencintainya. Agar senantiasa kita tidak terpisahkan kembali dengannya.

Siapa sich? kekasih yang dimaksud. Bikin aku penasaran...hehe.. sabar dulu ah, kalau bicara tentang kekasih suka nggak sabaran gitu dech...ehmm. Si doi yang satu ini datang dengan membawa berkah, membawa rahmat, dan membawa ampunan. Siapa lagi, kalau bukan bulan Ramadhan. Selamat datang wahai kekasih yang semua orang selalu merindukan-mu. Hanya, orang-orang yang tidak rindu kepada-mu yang tidak ingin menyambut-mu dengan riang dan gembira.

“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Tuhan mewajibkan atas kalian puasa dibulan itu. Pintu-pintu surga akan dibuka dan pintu-pintu neraka Jahim ditutup, setan-setan pun dibelenggu. Di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa terhalang mendapatkan kebaikannya, sungguh ia telah merugi”. {dikeluarkan oleh Ahmad, II/230}.

Di terangkan juga dalam kitab Shahih Al-Jami’, “Inilah bulan Ramadhan, telah datang kepada kalian. Pintu-pintu surga akan dibuka dan pintu-pintu neraka akan ditutup, dan setan-setan dibelenggu”. {HR. Ahmad dan An-Nasai’}.

Nabi pun dalam riwayat lain mengatakan, “Barangsiapa yang senang dengan datangnya bulan Ramadhan karena iman dan karena Tuhan, maka telah diampuni dosanya telah lalu”. Tidak bisa dibayangkan, kita hanya sebatas senang dengan datangnya bulan Ramadhan, dan rasa senang dan gembira itu kemudian dibarengi dengan keimanan dan perbuatan karena Tuhan. Maka, dosa kita yang telah lalu diampuni. Apalagi, datangnya Ramadhan kita sambut dengan penyambutan yang hangat. Kemudian, ditambah dengan jamuan dan hidangan yang disajikan untuk Ramadhan. Owh, dengan pastinya kita akan mendapatkan pahala yang lebih tidak hanya sekadar diampuni dosa-dosa kita. Tapi, segalanya kita akan mendapatkannya. Asalkan kita melakukannya karena Tuhan, bukan karena yang lainnya.

Penyambutan dengan hidangan, kita gambarkan dengan pelaksanaan bacaan Al-Qur’an. Penyambutan dengan jamuan yang lain, kita gambarkan dengan shalat malam, dan amalan-amalan yang lain. Untuk mendukung segalanya pada amalan bulan Ramadhan. Karena pahala puasa hanya Tuhan sendiri yang akan membalasnya. Boleh jadi, orang mengaku berpuasa pada manusia. Tapi, ketika manusia itu sendiri tidak melihat dirinya kemudian dia berbuka. Tidak lagi berpuasa. Oleh sebab itu, hanya Tuhan sendiri yang tahu semuanya.

Sebagaimana Tuhan sendiri mengatakan dalam hadits Qudsinya, “Setiap satu amalan {perbuatan} kebaikan anak Adam akan dibalas padanya dengan sepuluh kebaikan, bahkan dilipatgandakan sampai tujuh ratus kebaikan, kecuali puasa. Karena puasa adalah kepunyaan-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Maka, barangsiapa yang telah meninggalkan hawa nafsunya, makanan dan minumanya karena Aku. Maka, bagi yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagian, bahagia ketika buka puasa dan bahagia ketika bertemu dengan Tuhannya. Sedangkan, bau mulutnya orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Tuhan daripada wanginya Misk”.

Dengan demikian, kita jangan sampai tergolong puasa yang dikatakan oleh nabi. “Berapa banyak orang yang berpuasa. Namun, mereka tidak mendapatkan sesuatu kecuali lapar dan dahaga”. Jadi, sangatlah rugi kalau puasa hanya mampuh menahan lapar dan dahaga. Tapi, esensi dari puasanya itu sendiri tidak ada.

Nah, inilah cobaan terbesar yang harus kita lalui. Salah satu cobaan utama dalam perjalanan hidup seseorang untuk mencapai suatu tujuan adalah apakah kita mempunyai kemampuan menanggung penderitaan dan kekecewaan, dan mampu terus bertahan hidup dalam kesalahan dan kegagalan tanpa merasa kesal dan putus asa. I hope so, di bulan Ramadhan kita selalu belajar memperbaiki diri, membenahi diri, menata diri kearah yang lebih baik lagi. Agar kita selalu bisa mencapai tujuan-tujuan kita yang utama. Yaitu, mencapai keridhaan Tuhan.

Oleh sebab itu, mari kita sama-sama untuk berlomba menyambut dan menjamu kekasih kita yang akan datang ini. Segala apa pun yang bisa kita lakukan untuk memulyakannya, mari kita lakukan. Jamulah, kekasih kita {bulan Ramadhan} ini dengan bacaan-bacaan al-Qur’an, shalat-shalat sunat, dan amalan-amalan lain yang bisa membahagiakannya. Karena kekasih kita yang satu ini, apabila kita jamu dengan penuh keikhlasan. Inysa Allah, dia juga akan memulyakan kita. Semoga kita semua bisa bercumbu, bermesraan, bercinta, dan bercengkrama dengan bulan Ramadhan ini.

Terakhir, semoga kita selamanya selalu bersama dengan-mu, wahai kekasih-ku. Wahai bulan Ramadhan-ku, wahai pujaan hati-ku. Dibulan inilah, aku selalu berharap semoga engkau selalu memberikan keberkahan, kesejahteraan dan ampunan. Selamat datang wahai kekasih-ku. Semoga aku bisa memulyakan-mu. Wallahu’alam.

Nasr City, 1 Agustus 2010.

Ajidin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun